Pendidikan nonformal memungkinkan siswa untuk memilih program yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Misalnya, anak yang tertarik pada seni bisa mengikuti kursus melukis atau musik, sementara yang tertarik pada teknologi bisa mengikuti pelatihan coding atau robotika.
c. Metode Pembelajaran yang Variatif dan Menyenangkan
Pendidikan nonformal sering menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, seperti proyek kolaboratif, permainan edukatif, dan kegiatan praktis. Hal ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
d. Pengembangan Keterampilan Hidup
Pendidikan nonformal juga fokus pada pengembangan keterampilan hidup yang penting, seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, manajemen waktu, dan keterampilan praktis lainnya yang mungkin tidak diajarkan secara mendalam dalam pendidikan formal.
e. Inklusivitas dan Aksesibilitas
Pendidikan nonformal dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal karena keterbatasan ekonomi, geografis, atau kebutuhan khusus. Program nonformal sering kali lebih terjangkau dan mudah diakses.
3. Integrasi Pendidikan Formal dan Nonformal
Untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih holistik dan inklusif, integrasi antara pendidikan formal dan nonformal sangat penting. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing yang dapat saling melengkapi. Berikut beberapa cara untuk mengintegrasikan pendidikan formal dan nonformal:
a. Kolaborasi antara Sekolah dan Lembaga Nonformal
Sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga nonformal untuk menyediakan program tambahan di luar jam sekolah. Misalnya, sekolah dapat bermitra dengan pusat pelatihan keterampilan atau klub sains untuk menawarkan kursus tambahan atau kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat siswa.