2. Kelelahan
Membangun dan mengembangkan startup adalah proses yang sangat menuntut, baik secara fisik maupun mental. Para pendiri sering kali harus bekerja tanpa kenal lelah, menghadapi tekanan yang terus-menerus, dan mengambil keputusan sulit yang berisiko tinggi. Kelelahan atau burnout menjadi kondisi yang tidak jarang dialami oleh para pendiri. Ketika kelelahan ini mencapai titik tertentu, mereka mungkin merasa perlu untuk beristirahat dan fokus pada hal-hal lain yang dapat memberikan mereka keseimbangan hidup dan pemulihan energi.
3. Perbedaan Visi
Seiring pertumbuhan startup, perbedaan visi antara para pendiri bisa muncul. Pada awalnya, visi dan misi startup mungkin sangat jelas dan sejalan, namun seiring waktu, perbedaan pandangan mengenai arah dan strategi perusahaan bisa berkembang. Perbedaan visi ini dapat menyebabkan perselisihan internal dan ketegangan antara para pendiri. Jika perbedaan ini tidak dapat didamaikan, salah satu atau beberapa pendiri mungkin memutuskan untuk keluar demi menjaga hubungan profesional dan pribadi, serta untuk memungkinkan perusahaan terus berkembang di bawah kepemimpinan yang lebih selaras.
4. Kinerja Perusahaan yang Tidak Memuaskan
Jika startup tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan atau mengalami stagnasi, para pendiri mungkin merasa bertanggung jawab atas hasil tersebut. Rasa tanggung jawab ini bisa mendorong mereka untuk mengundurkan diri, memberikan kesempatan kepada manajemen baru yang mungkin memiliki pendekatan dan strategi yang berbeda untuk membawa perusahaan keluar dari situasi sulit. Keputusan ini sering kali diambil demi kepentingan terbaik perusahaan dan para pemangku kepentingan lainnya.
5. Perubahan Model Bisnis
Industri teknologi dan startup sangat dinamis, dengan perubahan model bisnis yang bisa terjadi dengan cepat untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar, teknologi, dan preferensi konsumen. Perubahan model bisnis ini bisa membuat posisi dan peran pendiri menjadi tidak relevan. Dalam beberapa kasus, pendiri mungkin merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan arah baru yang diambil perusahaan. Daripada beradaptasi dengan perubahan tersebut, mereka mungkin memilih untuk keluar dan membiarkan manajemen baru yang lebih cocok dengan model bisnis yang baru untuk mengambil alih.
Setiap alasan di atas mencerminkan kompleksitas dan dinamika dalam ekosistem startup. Keputusan para pendiri untuk hengkang bisa menjadi refleksi dari keinginan pribadi, kondisi internal perusahaan, atau perubahan eksternal yang mempengaruhi arah dan strategi bisnis. Fenomena ini menunjukkan bahwa startup, sebagai entitas yang terus berkembang, memerlukan fleksibilitas dan adaptabilitas baik dari pendiri maupun manajemen untuk terus bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang selalu berubah.
Fenomena hengkangnya para pendiri startup dapat memberikan dampak signifikan pada startup lainnya dalam beberapa hal. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai dampak-dampak tersebut:
1. Menurunkan Kepercayaan Investor