Perempuan memainkan peran penting namun sering kali terabaikan dalam transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Di berbagai daerah, mereka memanfaatkan energi terbarukan dengan cara-cara inovatif seperti menghasilkan garam dengan panas matahari, menggunakan turbin angin untuk menghemat energi fosil, dan mengolah biomassa dari kotoran ternak menjadi gas ramah lingkungan.
Kontribusi mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga mendukung keberlanjutan hidup, kesehatan keluarga, dan kesejahteraan komunitas. Namun, suara perempuan masih kurang terdengar dalam penyusunan kebijakan energi, padahal pengalaman dan pengetahuan mereka sangat berharga.
Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memberdayakan perempuan dalam transisi energi, antara lain: menyediakan pelatihan dan pendampingan, membuka akses pendanaan, menciptakan ruang dialog, dan membangun ekosistem yang suportif. Dengan ini, perempuan bisa menjadi penggerak utama menuju transisi energi yang adil dan berkelanjutan.
Mari kita angkat peran perempuan dalam energi, mendengar suara mereka, dan bersama-sama wujudkan masa depan energi yang lebih hijau dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H