Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Green Jobs Masih Sepi Peminat? Tantangan dan Peluang di Era Krisis Iklim

10 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:29 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Mitos Gaji Rendah dalam Green Jobs

  • Kesalahpahaman Umum: Banyak orang beranggapan bahwa pekerjaan yang terkait dengan pelestarian lingkungan tidak menghasilkan gaji yang layak. Stereotip ini mungkin berasal dari pandangan bahwa pekerjaan hijau lebih berfokus pada misi sosial atau lingkungan daripada keuntungan ekonomi.
  • Kurangnya Informasi: Informasi yang tersedia tentang gaji di sektor Green Jobs sering kali tidak lengkap atau tidak tersebar dengan baik, sehingga masyarakat tidak memiliki gambaran yang akurat tentang potensi pendapatan di bidang ini.

2. Realita Gaji di Green Jobs

a. Variasi Gaji Berdasarkan Sektor dan Posisi: Seperti di sektor lain, gaji dalam Green Jobs sangat bervariasi tergantung pada sektor, jenis pekerjaan, dan tingkat pengalaman.

  • Energi Terbarukan: Misalnya, teknisi panel surya atau insinyur energi angin biasanya mendapatkan gaji yang kompetitif, dengan potensi penghasilan yang cukup tinggi seiring dengan meningkatnya permintaan dan teknologi yang berkembang.
  • Efisiensi Energi: Profesi seperti auditor energi dan manajer proyek efisiensi energi juga bisa mendapatkan gaji yang signifikan, terutama di perusahaan besar atau proyek besar yang berfokus pada pengurangan konsumsi energi.
  • Konstruksi Hijau: Arsitek hijau dan insinyur lingkungan yang bekerja pada proyek konstruksi berkelanjutan sering kali menerima gaji yang lebih tinggi karena keterampilan mereka yang khusus dan permintaan yang meningkat untuk bangunan ramah lingkungan.

b. Potensi Gaji Tinggi di Beberapa Profesi:

  • Manajer Proyek Energi Terbarukan: Gaji untuk posisi ini bisa sangat tinggi, terutama jika mereka mengelola proyek besar atau bekerja di perusahaan energi besar.
  • Ilmuwan dan Peneliti Lingkungan: Mereka yang memiliki spesialisasi dalam penelitian lingkungan atau teknologi hijau sering kali mendapatkan gaji yang kompetitif, terutama jika mereka bekerja di institusi penelitian ternama atau perusahaan teknologi besar.
  • Konsultan Lingkungan: Konsultan yang membantu perusahaan menerapkan praktik berkelanjutan sering kali mendapatkan bayaran yang tinggi, terutama jika mereka memiliki pengalaman dan keahlian yang mendalam.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaji dalam Green Jobs

  • Lokasi: Gaji bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis. Di negara atau daerah yang lebih maju dengan kesadaran lingkungan yang tinggi, gaji di sektor hijau cenderung lebih tinggi.
  • Permintaan dan Penawaran: Tingginya permintaan untuk tenaga kerja terampil di bidang energi terbarukan dan teknologi hijau dapat mendorong gaji lebih tinggi. Ketika penawaran tenaga kerja yang terampil tidak sebanding dengan permintaan, perusahaan mungkin menawarkan gaji yang lebih menarik.
  • Tingkat Pendidikan dan Pengalaman: Seperti pekerjaan lainnya, tingkat pendidikan dan pengalaman memainkan peran besar dalam menentukan gaji. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus atau pengalaman bertahun-tahun biasanya menawarkan gaji yang lebih tinggi.

4. Mengatasi Stigma Gaji Rendah

  • Edukasi dan Informasi: Penting untuk menyediakan informasi yang akurat dan komprehensif tentang gaji dalam Green Jobs. Ini bisa dilakukan melalui kampanye edukasi, seminar karir, dan publikasi data gaji di berbagai platform.
  • Peningkatan Transparansi Gaji: Perusahaan dan organisasi di sektor hijau perlu lebih transparan mengenai struktur gaji mereka untuk membantu menghilangkan miskonsepsi tentang gaji rendah.
  • Promosi Kisah Sukses: Mempromosikan kisah sukses individu yang bekerja di Green Jobs dan mendapatkan penghasilan tinggi bisa membantu mengubah persepsi publik.
  • Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan: Institusi pendidikan dapat bekerja sama dengan industri untuk memberikan informasi karir yang akurat kepada siswa dan calon lulusan tentang peluang dan potensi pendapatan di sektor hijau.

Stigma gaji rendah dalam Green Jobs adalah sebuah kesalahpahaman yang perlu diperbaiki melalui penyebaran informasi yang akurat dan edukasi yang menyeluruh. Kenyataannya, banyak profesi di sektor ini menawarkan gaji yang kompetitif dan bahkan lebih tinggi dari rata-rata, terutama dalam bidang yang berkembang pesat seperti energi terbarukan dan teknologi hijau. Mengatasi stigma ini dapat membuka lebih banyak peluang bagi pencari kerja untuk mengejar karir yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan kompensasi finansial yang memadai.

C. Keterampilan dan Transisi Karir 

Peralihan ke Green Jobs sering kali memerlukan pengembangan keterampilan baru atau pelatihan ulang, yang dapat menjadi hambatan bagi pencari kerja yang belum memiliki keahlian yang relevan. Keterampilan dan transisi karir adalah aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan kesuksesan dalam sektor pekerjaan hijau. Berikut penjelasan lengkap mengenai tantangan dan solusi terkait keterampilan dan transisi karir dalam Green Jobs:

1. Tantangan dalam Pengembangan Keterampilan

  • Kebutuhan Keterampilan Khusus: Banyak Green Jobs membutuhkan keterampilan teknis dan pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh semua pekerja. Misalnya, teknisi panel surya perlu memahami cara memasang dan memelihara sistem fotovoltaik, sedangkan insinyur angin perlu memiliki pengetahuan tentang aerodinamika dan teknologi turbin angin.
  • Kurangnya Program Pelatihan: Program pelatihan khusus untuk keterampilan yang dibutuhkan dalam Green Jobs mungkin masih terbatas, terutama di daerah yang belum memiliki industri hijau yang berkembang.
  • Investasi Waktu dan Biaya: Pelatihan dan pengembangan keterampilan baru memerlukan waktu dan biaya, yang bisa menjadi hambatan bagi banyak pencari kerja. Mereka mungkin harus mengambil cuti dari pekerjaan mereka saat ini atau mengeluarkan uang untuk kursus dan sertifikasi.
  • Perubahan Industri yang Cepat: Industri hijau berkembang dengan cepat, dan teknologi serta praktik terbaik terus berubah. Hal ini membuat keterampilan yang relevan harus terus diperbarui, yang bisa menjadi tantangan tambahan bagi pekerja.

2.  Solusi untuk Mengatasi Hambatan Keterampilan dan Transisi Karir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun