Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Green Jobs Masih Sepi Peminat? Tantangan dan Peluang di Era Krisis Iklim

10 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:29 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, ironisnya, Green Jobs masih sepi peminat. Mengapa? 

A. Kurangnya Pemahaman dan Informasi 

Kurangnya pemahaman dan informasi mengenai Green Jobs adalah tantangan signifikan yang menghambat pengembangan sektor pekerjaan hijau. Banyak pencari kerja belum memiliki gambaran yang jelas mengenai definisi, cakupan, dan prospek Green Jobs, yang pada gilirannya membuat mereka enggan untuk mengejar peluang di bidang ini. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai isu ini:

1. Definisi yang Tidak Jelas

  • Definisi Bervariasi: Green Jobs bisa berarti pekerjaan yang berkontribusi langsung terhadap lingkungan, seperti pekerjaan di bidang energi terbarukan atau manajemen limbah, tetapi juga bisa mencakup pekerjaan yang mendukung praktik berkelanjutan di industri tradisional. Definisi yang bervariasi ini sering membingungkan pencari kerja.
  • Kurangnya Standar: Tidak ada standar universal yang mendefinisikan Green Jobs, membuat pemahaman umum tentang apa yang termasuk dalam kategori ini menjadi kabur.

2. Cakupan yang Luas

  • Berbagai Sektor dan Industri: Green Jobs mencakup berbagai sektor seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pertanian berkelanjutan, dan transportasi ramah lingkungan. Pencari kerja mungkin tidak menyadari bahwa keterampilan mereka dapat diterapkan dalam berbagai bidang ini.
  • Beragam Jenis Pekerjaan: Dari teknisi hingga manajer proyek, dari ilmuwan hingga petani, cakupan pekerjaan yang luas sering kali membuat sulit bagi pencari kerja untuk mengidentifikasi peran spesifik yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka.

3. Minimnya Informasi dan Edukasi

  • Keterbatasan Sumber Daya Informasi: Banyak negara dan komunitas masih kekurangan sumber daya informasi yang memadai tentang Green Jobs. Pusat-pusat karir, institusi pendidikan, dan media belum sepenuhnya menyediakan informasi yang komprehensif mengenai peluang karir di sektor ini.
  • Kurikulum Pendidikan: Kurikulum pendidikan di banyak institusi belum mengintegrasikan konsep Green Jobs atau pendidikan lingkungan secara menyeluruh, sehingga lulusan tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang peluang karir yang ramah lingkungan.
  • Kurangnya Kesadaran Publik: Informasi tentang Green Jobs seringkali tidak mencapai masyarakat umum dengan cara yang efektif. Banyak orang masih belum sadar akan keberadaan dan pentingnya pekerjaan ini dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

4. Hambatan Psikologis dan Sosial

  • Ketidakpastian Karir: Banyak pencari kerja khawatir tentang stabilitas dan kelangsungan karir di sektor yang relatif baru ini. Mereka mungkin ragu-ragu untuk beralih ke bidang yang belum sepenuhnya mereka pahami atau yang terlihat belum mapan.
  • Stereotip dan Stigma: Beberapa orang mungkin memiliki persepsi bahwa pekerjaan hijau hanya untuk aktivis lingkungan atau tidak sebanding dengan pekerjaan di sektor tradisional dari segi prestise atau penghasilan.

5. Solusi untuk Mengatasi Kurangnya Pemahaman dan Informasi

  • Kampanye Edukasi dan Informasi: Pemerintah, LSM, dan sektor swasta perlu melakukan kampanye edukasi yang menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran tentang Green Jobs. Ini termasuk penyediaan informasi yang mudah diakses dan dipahami mengenai berbagai jenis pekerjaan hijau dan manfaatnya.
  • Integrasi dalam Kurikulum Pendidikan: Institusi pendidikan perlu mengintegrasikan topik terkait lingkungan dan Green Jobs dalam kurikulum mereka. Program pendidikan dan pelatihan khusus mengenai keterampilan yang dibutuhkan di sektor ini juga penting.
  • Bimbingan Karir yang Lebih Baik: Pusat karir dan bimbingan karir harus dilengkapi dengan informasi terkini tentang Green Jobs dan harus dapat memberikan nasihat yang relevan kepada pencari kerja.
  • Pengembangan Program Magang dan Pelatihan: Mengembangkan lebih banyak program magang dan pelatihan di sektor hijau akan memberikan pencari kerja kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dan memahami lebih baik tentang pekerjaan ini.
  • Media dan Publikasi: Media massa dan publikasi ilmiah harus lebih aktif dalam melaporkan kisah sukses, prospek karir, dan perkembangan terbaru di bidang Green Jobs. Ini bisa membantu mengubah persepsi publik dan meningkatkan minat terhadap sektor ini.

Dengan mengatasi kurangnya pemahaman dan informasi ini, diharapkan lebih banyak orang akan tertarik untuk mengejar karir di bidang Green Jobs, yang pada gilirannya akan mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

B. Stigma Gaji Rendah 

Stigma bahwa gaji di Green Jobs atau Pekerjaan Hijau rendah merupakan salah satu hambatan utama yang menghalangi banyak orang untuk mengejar karir di bidang ini. Padahal, kenyataannya, gaji di sektor ini bervariasi dan banyak profesi yang menawarkan gaji kompetitif, bahkan lebih tinggi dari rata-rata. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai isu ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun