Lirik "Setya nrajang telenging ati" berarti "tetap setia pada janji hati". Dalam KBBI, "setya" berarti "setia", "nrajang" berarti "menembus" atau "mencapai", dan "telenging ati" secara harfiah berarti "dasar hati". Frasa ini menggambarkan kesetiaan yang sangat mendalam, menembus hingga ke dasar hati.
Kesetiaan yang ditegaskan dalam lirik ini menunjukkan komitmen yang kuat dari sang penyanyi kepada sang pujaan hati. "Janji hati" adalah janji yang paling tulus dan dalam, dibuat dari perasaan yang paling jujur dan suci. Menembus dasar hati berarti bahwa kesetiaan ini bukan hanya sebuah komitmen permukaan, tetapi sesuatu yang telah meresap ke dalam inti perasaan dan emosi sang penyanyi.
Kerinduan yang tak henti-henti dan kesetiaan yang mendalam menjadi tema utama dalam reffrain ini. Kombinasi dari kedua perasaan ini menunjukkan bahwa meskipun sang penyanyi selalu merindukan kekasihnya, dia tetap setia dan berpegang teguh pada janji hati yang telah dibuat.
Penggambaran angin malam yang bertiup mengingatkan sang penyanyi pada kekasihnya menciptakan suasana yang sangat emosional dan reflektif. Ini menunjukkan bahwa kerinduan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari sang penyanyi, selalu hadir dan mengingatkan pada kekasih yang jauh.
Kesetiaan yang digambarkan dalam lirik "Setya nrajang telenging ati" menunjukkan bahwa meskipun ada kerinduan yang mendalam, cinta dan komitmen yang dimiliki oleh sang penyanyi tetap kuat dan tidak tergoyahkan. Ini memberikan kedalaman emosional yang lebih pada lagu ini, menunjukkan bahwa cinta sejati adalah tentang kesetiaan dan komitmen yang tidak berakhir, meskipun ada jarak dan waktu yang memisahkan.
Secara keseluruhan, bagian reffrain dari lagu "Pindha Samudra Pasang" memperkuat tema cinta yang agung, kerinduan yang mendalam, dan kesetiaan yang abadi. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan metafora yang kaya, lirik ini mampu menyampaikan emosi yang kompleks dan mendalam, membuat pendengar merasakan perasaan cinta dan kerinduan yang dirasakan oleh sang penyanyi.
Bagian lirik yang menyebutkan "Angen angen tumlawung suwung ing wengi sepi" menggambarkan suasana hati sang penyanyi yang merindukan sang pujaan dengan sangat kuat melalui imaji angin yang berhembus di malam yang sepi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita dapat menjelaskan setiap komponen frasa tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Imaji Angin dan Malam yang Sepi
1. Angen Angen
- Dalam bahasa Jawa, "angen" berarti angin. Pengulangan kata "angen" dapat menggambarkan intensitas angin yang berhembus, seakan-akan angin tersebut terasa lebih nyata dan menggugah suasana hati.
- Dalam KBBI, "angin" merujuk pada udara yang bergerak. Angin sering digunakan sebagai simbol perasaan yang melayang-layang atau pikiran yang tidak tenang.
2. Tumlawung
- Kata "tumlawung" dalam bahasa Jawa berarti berhembus kencang atau melambung tinggi.
- Â Hembusan angin yang kencang bisa menggambarkan kekuatan perasaan atau emosi yang sedang dirasakan oleh sang penyanyi.
3. Suwung ing wengi sepi
- "Suwung" berarti kosong atau hampa.
- "Wengi" berarti malam.
- "Sepi" berarti sunyi atau tanpa suara.
- Gabungan kata-kata ini menggambarkan malam yang sepi dan hampa, mempertegas perasaan kesepian yang dialami oleh sang penyanyi tanpa kehadiran sang kekasih.