Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pariwisata Berkualitas Tidak Perlu Membatasi Jumlah Pengunjung ke Jogja

8 Juni 2024   07:14 Diperbarui: 8 Juni 2024   07:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ertemuan Arya dengan pelaku pariwisata Jogjakarta lainnya /radarjogja.jawapos.com

Selain itu, peran pemerintah daerah juga penting dalam menciptakan regulasi dan kebijakan yang mendukung keberlangsungan usaha kecil ini. Misalnya, dengan menyediakan akses permodalan yang mudah, memberikan insentif pajak, atau memfasilitasi kerjasama antara pelaku usaha kecil dengan sektor pariwisata yang lebih besar. Pada akhirnya, dukungan dan pembinaan dari pemerintah daerah terhadap kelompok-kelompok ini tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal. Dengan demikian, seluruh ekosistem pariwisata Yogyakarta dapat berkembang secara harmonis dan berkelanjutan.

Arya juga menggarisbawahi pentingnya perencanaan pendidikan yang memperhatikan aspek sosial budaya, terutama bagi para pelajar yang datang dari luar daerah agar mereka dapat menghormati dan mengikuti norma budaya di Yogyakarta. Menurutnya, pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kesadaran sosial. Pendidikan yang mencakup pemahaman tentang budaya lokal, adat istiadat, dan nilai-nilai tradisional akan membantu para pelajar dari luar daerah untuk beradaptasi dan berintegrasi dengan masyarakat Jogja dengan lebih baik. Ini juga akan membangun rasa saling pengertian dan mengurangi potensi konflik antarbudaya.

Arya menyoroti pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas lokal dalam merancang kurikulum yang mencakup pendidikan multikultural dan pembelajaran penghormatan terhadap budaya setempat. Hal ini dapat dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, seminar, dan pertukaran budaya antar sekolah. Selain itu, pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik juga perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan mereka dalam mengajar materi-materi tentang budaya dan tradisi lokal. Guru dapat menjadi agen perubahan yang membantu membentuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap keragaman budaya di kalangan pelajar. Melalui pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada nilai-nilai budaya, para pelajar akan menjadi generasi yang lebih terbuka, toleran, dan mampu menjaga keberagaman budaya di Yogyakarta. Dengan demikian, mereka akan dapat berkontribusi secara positif dalam memperkuat identitas budaya Jogja dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif.

Deddy Pranowo, Ketua PHRI DIY, menyoroti urgensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam sektor perhotelan dan restoran. Menurutnya, aspek keramahtamahan atau hospitality dalam melayani tamu di hotel dan restoran merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan. Keramahtamahan dalam pelayanan tidak hanya mencakup aspek teknis seperti kecepatan dalam pelayanan atau kualitas produk, tetapi juga melibatkan interaksi personal yang hangat dan ramah. Deddy menggarisbawahi bahwa kesan pertama yang diberikan kepada tamu akan sangat mempengaruhi persepsi mereka terhadap pengalaman mereka di hotel atau restoran tersebut.

Oleh karena itu, pelatihan karyawan dalam hal keterampilan interpersonal dan keramahtamahan menjadi sangat penting. Karyawan harus dilatih untuk memahami kebutuhan dan preferensi tamu, serta memiliki kemampuan untuk memberikan layanan yang personal dan memuaskan. Selain itu, Deddy juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dalam menciptakan suasana keramahtamahan. Karyawan yang merasa dihargai dan didukung oleh manajemen akan lebih termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu. Menurut Deddy, peningkatan kualitas pelayanan dalam industri perhotelan dan restoran tidak hanya akan meningkatkan kepuasan tamu, tetapi juga akan berdampak positif pada citra dan reputasi destinasi pariwisata secara keseluruhan. Dengan menerapkan standar pelayanan yang tinggi dan mengutamakan keramahtamahan, Yogyakarta dapat mempertahankan posisinya sebagai tujuan wisata unggulan yang ramah dan menyenangkan bagi para pengunjung.

Deddy Pranowo meyakini bahwa dengan memberikan pelayanan yang unggul, sektor pariwisata di Yogyakarta dapat terus berkembang tanpa perlu menerapkan pembatasan terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Menurutnya, kualitas pelayanan yang superior akan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk kembali berkunjung ke Yogyakarta, bahkan akan memikat lebih banyak wisatawan baru. Deddy menekankan bahwa pengalaman positif dan memuaskan bagi setiap wisatawan adalah kunci untuk mempertahankan minat mereka dalam mengunjungi destinasi pariwisata. Dengan memberikan pelayanan yang terbaik, baik dalam hal akomodasi, atraksi wisata, maupun fasilitas umum, Yogyakarta dapat menciptakan kesan yang kuat dan positif bagi setiap pengunjung.

Selain itu, Deddy juga menggarisbawahi bahwa dengan meningkatkan kualitas pelayanan, Yogyakarta dapat membedakan dirinya dari destinasi pariwisata lainnya. Pengunjung akan merasa dihargai dan diayomi, sehingga mereka akan memiliki pengalaman yang tak terlupakan yang akan mereka ceritakan kepada orang lain dan merekomendasikan Yogyakarta sebagai tujuan wisata yang istimewa. Dengan demikian, Deddy Pranowo memandang bahwa peningkatan kualitas pelayanan merupakan strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan daripada membatasi jumlah kunjungan wisatawan. Dengan fokus pada memberikan pelayanan yang terbaik, Yogyakarta dapat terus mengalami pertumbuhan dalam sektor pariwisata tanpa mengurangi akses bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesona kota ini.

Edwin Himna, sebagai Ketua ASITA DIY, menyoroti permasalahan penting mengenai kesiapan Yogyakarta dalam menghadapi konsep pariwisata berkualitas yang terkait dengan kehadiran wisatawan berkualitas tinggi. Dia membawa pertanyaan kritis ini untuk merangsang diskusi tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan Yogyakarta siap menyambut kedatangan wisatawan berkualitas tersebut. Konsep pariwisata berkualitas menuntut lebih dari sekadar jumlah pengunjung yang tinggi, tetapi juga menekankan pada pengalaman yang bermakna dan berkesan bagi wisatawan. Oleh karena itu, Edwin bertanya tentang kesiapan Yogyakarta dalam menyediakan layanan yang berkualitas tinggi, fasilitas yang memadai, dan pengalaman wisata yang unik untuk menarik dan memuaskan wisatawan berkualitas.

Pertanyaan Edwin Himna juga mengarahkan perhatian pada aspek penting lainnya, seperti perlindungan lingkungan dan kelestarian budaya lokal. Dia mungkin bertanya apakah Yogyakarta telah siap untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul dari kedatangan wisatawan berkualitas tinggi, seperti peningkatan tekanan pada lingkungan alam dan budaya, serta dampak sosial ekonomi yang mungkin timbul. Dengan membawa pertanyaan ini ke meja diskusi, Edwin Himna mendorong para pemangku kepentingan di Yogyakarta, termasuk pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan komunitas lokal, untuk berpikir secara kritis tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk mempersiapkan Yogyakarta menjadi destinasi pariwisata berkualitas tinggi. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur pariwisata, pelatihan sumber daya manusia, pengelolaan yang berkelanjutan, dan promosi pariwisata yang tepat sasaran.

Edwin Himna, sebagai Ketua ASITA DIY, menyoroti pentingnya kejelasan terkait destinasi wisata dan fasilitas penunjang yang harus memadai. Dia menekankan bahwa Yogyakarta perlu memiliki informasi yang jelas tentang destinasi wisata yang tersedia, serta fasilitas penunjang seperti akomodasi, transportasi, dan tempat makan yang memadai. Dengan memiliki informasi yang jelas dan lengkap tentang destinasi wisata, wisatawan akan lebih mudah untuk merencanakan dan mengatur perjalanan mereka. Selain itu, fasilitas penunjang yang memadai juga akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan wisatawan selama berkunjung di Yogyakarta.

Edwin juga mencatat bahwa Yogyakarta masih dianggap sebagai destinasi wisata yang nyaman bagi berbagai kalangan wisatawan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas pariwisata telah memberikan hasil positif, namun tetap diperlukan upaya terus-menerus untuk menjaga dan meningkatkan standar tersebut. Dengan menyoroti kejelasan tentang destinasi wisata dan fasilitas penunjang, Edwin Himna mengajak semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan komunitas lokal, untuk bekerja sama dalam menyediakan informasi yang akurat dan fasilitas yang memadai demi menjaga Yogyakarta tetap menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman bagi semua jenis wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun