Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pariwisata Berkualitas Tidak Perlu Membatasi Jumlah Pengunjung ke Jogja

8 Juni 2024   07:14 Diperbarui: 8 Juni 2024   07:24 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meningkatkan mutu pariwisata di Yogyakarta, pembatasan jumlah pengunjung tidak dapat dianggap sebagai solusi. Alih-alih membatasi kunjungan, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan inovatif. Langkah-langkah yang bisa diambil meliputi peningkatan infrastruktur, perbaikan fasilitas umum, dan pengelolaan destinasi wisata yang lebih baik. Pelatihan bagi pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan pelayanan juga sangat penting. Selain itu, promosi pariwisata yang lebih efektif serta pengembangan destinasi wisata baru yang berkelanjutan dapat menarik minat wisatawan tanpa harus membatasi jumlah kunjungan. Edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kepada wisatawan juga bisa menjadi strategi jangka panjang yang berkontribusi pada keberlanjutan sektor pariwisata di Yogyakarta.

Prioritas utama seharusnya adalah memberikan layanan yang unggul kepada wisatawan yang datang. Kualitas pelayanan ini bisa ditingkatkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Sapta Pesona, yang meliputi rasa aman, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan menciptakan pengalaman yang berkesan. Untuk memastikan rasa aman, diperlukan peningkatan keamanan di berbagai lokasi wisata, termasuk penempatan petugas keamanan dan penerapan sistem pengawasan yang canggih. Ketertiban bisa dicapai dengan menegakkan aturan dan regulasi secara konsisten, serta memberikan edukasi kepada wisatawan dan pelaku industri pariwisata mengenai pentingnya disiplin dan kepatuhan terhadap peraturan.

Kebersihan merupakan faktor krusial yang harus dijaga dengan baik, melalui penyediaan fasilitas kebersihan yang memadai dan program kebersihan yang rutin. Kesejukan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian lingkungan, menanam lebih banyak pohon, dan menyediakan area hijau di sekitar destinasi wisata. Keindahan tempat wisata harus dipelihara dan ditingkatkan melalui upaya konservasi dan restorasi, serta penataan estetika lingkungan yang baik. Keramahan dalam pelayanan bisa ditingkatkan melalui pelatihan sumber daya manusia agar lebih profesional dan memiliki sikap yang baik dalam melayani wisatawan. Akhirnya, menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan adalah kunci utama. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelayanan yang personal, menghadirkan atraksi dan kegiatan yang menarik, serta memastikan setiap wisatawan merasa dihargai dan puas dengan kunjungannya. Implementasi nilai-nilai Sapta Pesona ini secara keseluruhan akan meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta dan menarik lebih banyak pengunjung.

Inilah inti dari diskusi tentang pariwisata yang diadakan oleh sejumlah tokoh terkemuka di sektor pariwisata Yogyakarta, termasuk Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo, Ketua ASITA DIY Edwin Himna, Ketua BP2KY Aldi Fadhlil Diyanto, dan Direktur Utama PT Jogkem Grup Arya Ariyanto. Diskusi tersebut berlangsung di ONO Kopi Mangkuyudan Yogyakarta beberapa waktu lalu. Para tokoh ini membahas berbagai aspek penting yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pariwisata di Yogyakarta. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam industri pariwisata untuk mencapai pelayanan yang lebih baik dan memenuhi harapan wisatawan. Edwin Himna, Ketua ASITA DIY, menggarisbawahi perlunya promosi yang lebih efektif dan pengembangan destinasi wisata baru yang dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sementara itu, Ketua BP2KY, Aldi Fadhlil Diyanto, mengungkapkan bahwa pelatihan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di sektor pariwisata sangat penting untuk memastikan pelayanan yang profesional dan memuaskan. Arya Ariyanto, Direktur Utama PT Jogkem Grup, menambahkan bahwa inovasi dalam penyediaan fasilitas dan pengalaman wisata yang unik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Diskusi tersebut berlangsung dengan penuh antusiasme dan menghasilkan berbagai rekomendasi strategis yang diharapkan dapat diterapkan untuk memajukan industri pariwisata di Yogyakarta. Para peserta sepakat bahwa dengan kerjasama yang baik dan penerapan nilai-nilai Sapta Pesona, Yogyakarta dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan.

Arya Ariyanto, Direktur Utama PT Jogkem Grup, menegaskan bahwa pelayanan yang unggul merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan mutu pariwisata. Beliau mengungkapkan bahwa kualitas layanan yang diberikan kepada wisatawan sangat mempengaruhi kesan dan pengalaman mereka selama berkunjung. Oleh karena itu, penting bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk fokus pada peningkatan standar pelayanan. Pelayanan yang unggul mencakup berbagai aspek, mulai dari keramahan staf, kemudahan akses informasi, hingga kebersihan dan kenyamanan fasilitas. Arya menekankan bahwa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama. Dengan memiliki staf yang terlatih dan profesional, wisatawan akan merasa lebih dihargai dan mendapatkan pengalaman yang lebih menyenangkan.

Selain itu, Arya juga menyoroti pentingnya inovasi dalam pelayanan. Menyediakan layanan yang personal dan responsif terhadap kebutuhan wisatawan dapat menciptakan kesan positif yang berkelanjutan. Misalnya, penyediaan layanan concierge yang informatif, sistem reservasi yang efisien, dan penanganan keluhan yang cepat dan tepat akan sangat meningkatkan kepuasan wisatawan. Tidak hanya itu, Arya juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara berbagai pihak dalam industri pariwisata untuk menciptakan ekosistem layanan yang terpadu. Dengan sinergi antara hotel, restoran, objek wisata, dan transportasi, wisatawan akan merasakan kemudahan dan kenyamanan yang optimal selama berada di Yogyakarta. Secara keseluruhan, Arya menekankan bahwa pelayanan prima bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan dasar wisatawan, tetapi juga tentang menciptakan kenangan indah yang akan membuat mereka ingin kembali dan merekomendasikan Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggulan.

Menurutnya, setiap karyawan harus diberikan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya memberikan pelayanan yang prima kepada semua wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Beliau menekankan bahwa kesadaran akan pentingnya pelayanan berkualitas tinggi harus ditanamkan pada setiap individu yang bekerja di sektor pariwisata. Pelayanan yang unggul mencakup berbagai aspek, termasuk sikap ramah, kesigapan dalam membantu, serta kemampuan untuk menangani berbagai situasi dengan profesionalisme. Karyawan harus dilatih untuk memahami kebutuhan dan harapan wisatawan serta bagaimana memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi tersebut. Pemberian pelayanan yang prima tidak hanya sebatas pada interaksi langsung dengan wisatawan, tetapi juga mencakup semua aspek operasional yang mempengaruhi pengalaman wisatawan, seperti kebersihan, kenyamanan fasilitas, dan kemudahan akses informasi. Karyawan harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan aman, serta memberikan informasi yang akurat dan berguna.

Untuk mencapai hal ini, Arya Ariyanto mengusulkan adanya program pelatihan rutin dan berkelanjutan bagi seluruh karyawan. Program ini harus mencakup berbagai topik yang relevan, mulai dari komunikasi efektif, manajemen konflik, hingga pemahaman budaya wisatawan. Dengan demikian, setiap karyawan akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang luar biasa. Selain itu, penting juga untuk membangun budaya kerja yang menghargai dan memotivasi karyawan untuk selalu memberikan yang terbaik. Penghargaan dan apresiasi terhadap kinerja yang baik akan mendorong karyawan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Pada akhirnya, Arya menekankan bahwa pelayanan yang excelent adalah kunci untuk menciptakan pengalaman yang positif bagi wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan reputasi Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang unggul dan diminati.

Ia juga menegaskan pentingnya memberikan perhatian khusus kepada pelaku UMKM, sopir taksi, pengemudi becak, andong, serta pedagang asongan. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam membina dan memberdayakan mereka. Pelaku UMKM, sopir taksi, pengemudi becak, andong, dan pedagang asongan merupakan bagian integral dari ekosistem pariwisata Yogyakarta. Mereka berinteraksi langsung dengan wisatawan dan sering kali menjadi representasi pertama dari keramahan lokal yang dirasakan oleh para pengunjung. Oleh karena itu, perhatian terhadap kualitas pelayanan dan kesejahteraan mereka sangat penting.

Untuk pelaku UMKM, pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan dan bantuan teknis guna meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Program-program seperti pelatihan manajemen bisnis, pemasaran digital, dan inovasi produk dapat membantu UMKM lebih kompetitif dan menarik bagi wisatawan. Bagi sopir taksi, pengemudi becak, dan andong, pelatihan tentang keselamatan, etika pelayanan, serta pengetahuan dasar tentang destinasi wisata lokal sangat penting. Ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan kepuasan wisatawan, tetapi juga membantu para pengemudi ini menjalankan tugas mereka dengan lebih profesional. Pedagang asongan juga memerlukan perhatian khusus. Pemerintah daerah dapat membantu mereka dengan menyediakan tempat yang layak untuk berdagang, serta memberikan edukasi tentang cara berjualan yang baik dan menarik tanpa mengganggu kenyamanan wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun