Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertarungan di Ruang Keadilan: Melawan Kegagalan Demokrasi

25 Maret 2024   11:08 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:51 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita tidak akan terima hasil ini! Kami akan mengajukan gugatan ke MK!" teriak seorang pendukung Paslon No 03, disambut dengan sorak-sorai setuju dari yang lain.

Dalam sekejap, ruangan yang tadinya penuh dengan kegembiraan berubah menjadi arena pertempuran retorika dan emosi yang terbakar. Maya melihat kebingungan di mata para relawan di sekitarnya, merasa bahwa malam ini hanyalah awal dari sebuah pertarungan yang jauh lebih besar.

Bab 2: Kegelisahan dan Persiapan Pertempuran Hukum

Setelah pengumuman hasil pemilihan yang kontroversial, suasana di Jakarta masih terasa tegang. Di kediaman pasangan Bedan-Imin, kericuhan di luar terdengar samar-samar melalui jendela yang tertutup rapat. Mereka duduk di ruang tamu, wajah mereka mencerminkan kekhawatiran mendalam.

"Bagaimana menurutmu, Imin? Apakah kita harus menerima hasil ini dengan pasrah?" Bedan bertanya, suaranya terdengar serak oleh tekanan yang mendesak.

Imin menggeleng, "Tidak, Bedan. Kita harus berjuang sampai titik darah penghabisan. Keadilan harus ditegakkan, tidak peduli seberapa sulitnya itu."

Sementara itu, di kediaman pasangan Pranowo-Mafud, suasana tak kalah tegang. Mereka duduk di ruang kerja mereka, di antara tumpukan buku hukum dan dokumen-dokumen yang tersebar. 

Mafud mengusap jenggotnya dengan gelisah, "Saya merasa bahwa kita memiliki argumen yang kuat untuk membantah hasil ini di Mahkamah Konstitusi. Tetapi apakah cukup?" 

Pranowo menatapnya dengan tekad, "Kita harus percaya pada proses hukum, Mafud. Kita telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sekarang, kita hanya perlu mempercayakan semuanya pada keputusan MK."

Sementara itu, di markas besar tim hukum mereka masing-masing, para pengacara dan penasihat hukum bergerak cepat untuk menyusun strategi. Diskusi panjang dan penuh gairah mengisi ruangan, di antaranya terdengar suara-suarai argumentatif dan analisis yang mendalam.

"Kita harus memfokuskan argumen kita pada kejanggalan-kejanggalan yang terjadi selama proses pemilu," ujar seorang pengacara dari tim Bedan-Imin, mengangkat selembar dokumen pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun