"Lebih dari 100 ribu peserta telah dikirim ke Jepang melalui program kerja sama pemagangan yang telah terjalin selama 30 tahun," tegas Menkeu.
Menteri Fauziyah menjelaskan bahwa selain program pelatihan, kerja sama di bidang ketenagakerjaan mencakup penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang, pengembangan layanan ketenagakerjaan, penugasan Tenaga Kerja Japan International Cooperation Agency (JICA), dan pembangunan sumber daya manusia di Kementerian Ketenagakerjaan. Beliau juga mengungkapkan bahwa sebanyak 16 angkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) telah ditempatkan sebagai perawat dan caregiver di Jepang antara tahun 2008 hingga 2023, berdasarkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).Â
"Totalnya, telah terdapat 754 perawat dan 3.196 caregiver yang ditempatkan," tambahnya.Â
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat program pemagangan sebagai salah satu upaya dalam penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Pada tahun lalu, International Manpower (IM) Indonesia dan Jepang memperbarui nota kesepahaman (MoU) terkait program pemagangan, menandakan keseriusan kedua belah pihak dalam meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan.
Peluang Kerja di Jepang
Jumlah tenaga kerja asing di Jepang mengalami perubahan yang signifikan akibat dari fluktuasi upah dan nilai tukar, dimana pada tahun lalu jumlah pekerja asal Vietnam melampaui jumlah pekerja asal Tiongkok sebagai kelompok terbesar. Di samping itu, jumlah pekerja asal Indonesia juga mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2018.Â
Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan menunjukkan bahwa total pekerja asing di Jepang meningkat sebesar 40,3% dalam kurun waktu lima tahun menjadi 2,05 juta pada Oktober 2023. Â Meskipun pertumbuhannya melambat setelah pandemi COVID-19 menyebar di seluruh dunia pada tahun 2020, jumlah pekerja asing di Jepang tetap meningkat sebesar 12,4% dari tahun 2022 ke 2023 seiring dengan redanya dampak virus tersebut.Â
Pekerja asal Vietnam menjadi kelompok terbesar dalam total pekerja asing, dengan jumlah mereka meningkat sebesar 63,6% dalam kurun waktu lima tahun menjadi 518.364 orang. Banyak dari mereka terlibat dalam Program Pelatihan Magang Teknis yang bertujuan untuk mentransfer pengetahuan berbasis pekerjaan ke negara-negara berkembang.Â
Di sisi lain, pertumbuhan jumlah pekerja asal Tiongkok hanya sebesar 2,3% dikarenakan kenaikan upah di dalam negeri dan pelemahan nilai tukar yen yang mengurangi daya tarik bekerja di Jepang.Â
Sementara itu, arus masuk pekerja dari Vietnam juga melambat karena kenaikan upah di sana. Demikian pula, jumlah pekerja asal Indonesia melonjak 192,2% dalam lima tahun menjadi 121.507 orang, dengan peningkatan sebesar 56% antara tahun 2022 dan 2023. Â