Okta menggambarkan pengalaman tersebut sebagai penuh tantangan, terutama karena tidak disangka bahwa dia akan melahirkan di tengah-tengah situasi banjir. Bahkan saat perjalanan ke klinik, tinggi air sudah mencapai lebih dari 15 sentimeter. Setelah berhasil melahirkan, Okta dan suaminya bingung akan pulang ke mana karena banjir di rumah mereka semakin tinggi.Â
Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengungsi di sebuah musala dekat rumah, meskipun kondisinya dianggap tidak representatif bagi seorang ibu yang baru saja melahirkan. Namun, karena kondisi semakin tidak aman, mereka dipindahkan ke pengungsian di Wisma Halim, bersama dengan 216 warga lainnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berangkat ke Jawa Tengah untuk melakukan tinjauan terhadap penanganan banjir di wilayah Kabupaten Demak. Dalam kunjungannya, Presiden didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan Bupati Demak Eisti'anah. Bersama-sama, mereka mengunjungi pos pengungsian di SMK Ganesha Kecamatan Gajah dan Wisma Halim di Kecamatan Wonosalam.Â
Presiden menyatakan apresiasi terhadap kerja sama yang terjalin antara berbagai instansi dalam upaya penanganan darurat banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak. Beliau berharap bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan, seperti penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), operasi pemompaan air, dan penutupan tanggul, dapat mempercepat proses surutnya genangan banjir.Â
Tindakan tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan dan dukungan maksimal kepada masyarakat yang terdampak bencana alam. Presiden Jokowi menegaskan pentingnya koordinasi yang efektif antara berbagai pihak terkait dalam menangani situasi darurat seperti ini, guna memastikan bahwa bantuan dan upaya penanganan dapat terselenggara dengan efisien dan tepat waktu.
Melalui kunjungan ini, Presiden juga ingin memberikan semangat dan dukungan langsung kepada para korban banjir serta tim penanganan bencana yang bekerja keras di lapangan. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dalam situasi sulit seperti ini, serta memberikan solusi konkret untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam.Â
Di pengungsian tersebut, Okta merasa lebih aman dan fasilitas yang disediakan cukup memadai, termasuk ketersediaan air bersih, makanan, dan tempat ibadah. Selain itu, kebutuhan bayinya seperti baju, popok, dan minyak telon juga terpenuhi dengan baik.Â
Petugas di pengungsian memberikan perhatian khusus terhadap Okta dan bayinya, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan memberikan asupan makanan sesuai kebutuhan ibu menyusui. Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, turut mengunjungi pengungsian yang dihuni oleh Okta dan warga lainnya. Beliau menyatakan bahwa terdapat sekitar 24.600 pengungsi di Demak dan 5.800 pengungsi di Kabupaten Kudus sebagai dampak dari banjir yang melanda wilayah tersebut.
Selat Muria merupakan sejarah yang kaya akan kehidupan perdagangan dan geografi wilayah Jawa Tengah. Dahulu, Selat Muria adalah jalur perdagangan yang sibuk, menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Muria. Wilayah ini dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai dengan kota-kota seperti Demak, Jepara, Pati, dan Juwana yang menjadi pusat-pusat perdagangan utama.Â