Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah: Dorong Hilirisasi dan Berdayakan Petani Sawit

18 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   07:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah Pagar Merbau, di Deli Serdang, Kamis (14/03/2024). (BPMI Setpres)/setkab.go.id

"Dan kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah ini yang pertama kali dan ini yang kita harapkan dapat  memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utama nya yang sudah dalam bentuk koperasi." Kata Jokowi.

 Perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. (Sinar Mas Agribusiness and Food)/money.kompas.com
 Perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. (Sinar Mas Agribusiness and Food)/money.kompas.com

Dengan luas kebun kelapa sawit mencapai 15,3 juta hektar, di mana 40,5 persennya dimiliki oleh petani, pembukaan pabrik minyak makan merah ini menjadi langkah strategis untuk memastikan stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi industri sawit nasional. 

Presiden Jokowi menegaskan bahwa pabrik ini tidak hanya menjadi fasilitas pengolahan, tetapi juga merupakan pilar penting dalam menjaga keberlanjutan ekonomi petani kelapa sawit. 

Dalam konteks ini, pabrik ini dianggap sebagai solusi yang strategis untuk menghadapi fluktuasi harga dan persaingan pasar global. Dengan memproses TBS secara lokal, diharapkan dapat menstabilkan harga jual dan meningkatkan pendapatan petani, yang pada gilirannya akan mendukung kesejahteraan mereka serta pertumbuhan ekonomi daerah. 

Dikutip dari YouTube yang bernama @SekretariatPresiden. "Negara kita Indonesia ini memiliki 15,3 juta hektar kebun kelapa sawit dan 40,5 persen nya adalah milik petani. artinya dan, 6,2 juta hektar itu milik petani." Kata Joko Widodo, Presiden RI di Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumut, 14 Maret 2024.

"Yang saya senang, yang pertama, harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasar, bisa bersaing karena harganya kompetitif."katanya.

Presiden Jokowi juga menyoroti keunggulan kompetitif minyak makan merah yang dihasilkan dari pabrik ini. Beliau menekankan bahwa minyak makan merah tersebut tidak hanya unggul dari segi harga, tetapi juga dari segi kualitas. 

Minyak makan merah ini diperkaya dengan kandungan vitamin A, vitamin E, dan nutrisi lainnya yang masih terjaga dengan baik selama proses pengolahan. Hal ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi konsumen domestik maupun internasional, serta membuka peluang untuk ekspansi pasar yang lebih luas. 

Dengan demikian, pembukaan pabrik minyak makan merah ini tidak hanya mencerminkan strategi ekonomi yang progresif, tetapi juga menjadi bagian dari upaya nyata dalam meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia secara global. 

Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan dan berorientasi pada nilai tambah, serta memperkuat kedaulatan pangan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun