Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ketentuan Pelaksanaan Shalat Tarawih Cepat dalam Kajian Fiqih: Memahami Keseimbangan Antara Ketenangan dan Efisiensi

12 Maret 2024   22:59 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:03 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam analogi tersebut, "hewan besar" yang dimaksud merupakan simbol dari ibadah yang seharusnya dilakukan dengan penuh kekhusyuan, ketenangan, dan kehadiran hati yang sungguh-sungguh. Namun, jika pelaksanaan shalat dilakukan tanpa khusyuk dan kehadiran hati, ibadah tersebut menjadi seperti "bangkai", yang tidak memiliki nilai atau manfaat spiritual yang sesungguhnya. Pernyataan ini mencerminkan pemahaman Al-Ghazali tentang pentingnya kekhusyuan dalam ibadah, termasuk dalam pelaksanaan shalat. 

Baginya, kualitas kekhusyuan dan kehadiran hati dalam ibadah merupakan hal yang sangat penting, karena itulah yang memberikan makna sejati kepada ibadah tersebut. Tanpa kekhusyuan dan kehadiran hati yang sungguh-sungguh, ibadah tersebut kehilangan nilai spiritualnya. Dengan demikian, pesan dari Al-Ghazali ini menegaskan betapa pentingnya menjaga kekhusyuan dan kehadiran hati dalam setiap ibadah yang dilakukan, termasuk dalam shalat. Kualitas ibadah tidak hanya dilihat dari segi fisik atau formalitas semata, tetapi juga dari segi spiritualitas dan kehadiran hati yang sungguh-sungguh.

Kesimpulan

Kesimpulan dari semua yang telah diuraikan adalah bahwa shalat tarawih bukan hanya sekadar menyelesaikan jumlah rakaat, tetapi juga tentang mencapai kualitas ibadah yang tinggi, yang meliputi kekhusyuan, ketenangan, dan kehadiran hati yang sungguh-sungguh. Para ulama dan tokoh seperti Imam An-Nawawi, Ibnu 'Abbas, dan Al-Ghazali menekankan pentingnya menjaga kualitas dalam ibadah, bahkan jika itu berarti mengurangi jumlah rakaat atau memperlambat ritme pelaksanaan shalat. Dalam konteks shalat tarawih, para jamaah dihimbau untuk memperhatikan kualitas bacaan, menjaga tartil, thuma'ninah, dan kekhusyuan dalam shalat. Jika pelaksanaan shalat dengan jumlah rakaat yang banyak mengganggu kualitas ibadah, maka lebih baik mengurangi jumlah rakaat agar lebih mampu menjaga kualitas ibadah. Kualitas ibadah, seperti yang diungkapkan Al-Ghazali, adalah kunci utama dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan manfaat spiritual yang sejati dari ibadah tersebut. Dengan demikian, penting bagi jamaah untuk memahami bahwa shalat tarawih bukan sekadar rutinitas formalitas, tetapi merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan kualitas ibadah yang tinggi. Dengan menjaga kualitas dalam pelaksanaan shalat tarawih, diharapkan para jamaah dapat merasakan manfaat spiritual yang besar dan mendapatkan keberkahan dalam ibadah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun