Dengan menempatkan mawar di makam, seseorang ingin menyampaikan bahwa mereka masih mengingat dan mencintai leluhur yang telah berpulang. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk menjaga ikatan emosional dan spiritual dengan leluhur, serta sebagai wujud penghormatan terhadap jasa-jasa dan warisan yang mereka tinggalkan.
Penggunaan mawar dalam tradisi nyekar juga mencerminkan keinginan untuk menyampaikan doa-doa yang penuh kasih kepada leluhur. Mawar yang dihiasi di sekitar makam juga dapat dianggap sebagai simbol dari harapan akan kedamaian dan kebahagiaan bagi roh mereka di alam akhirat.Â
Dengan demikian, penggunaan mawar dalam nyekar tidak hanya sebagai simbol cinta dan kasih sayang, tetapi juga sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa hormat, penghargaan, dan doa kepada leluhur.Â
Dengan demikian, dalam tradisi nyekar, penggunaan mawar bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga sebagai wujud dari perasaan cinta dan kasih sayang yang tulus terhadap leluhur yang telah tiada. Hal ini menunjukkan kedalaman makna serta nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam setiap elemen ritual nyekar, yang selalu dipenuhi dengan kehangatan dan ketulusan dari hati yang bersyukur dan mencintai.
3. Kenanga adalah jenis bunga yang memiliki makna simbolis yang dalam dalam berbagai tradisi budaya di Indonesia. Bunga kenanga sering kali diartikan sebagai lambang keharuman dan kesetiaan. Aroma khas yang terpancar dari bunga kenanga dianggap sebagai simbol dari keabadian dan kesetiaan yang terjalin dalam hubungan antara manusia dengan leluhur mereka.Â
Oleh karena itu, dalam berbagai upacara dan ritual, penggunaan kenanga sering menjadi wujud nyata dari penghormatan atas hubungan yang erat dan langgeng dengan leluhur.Â
Dalam konteks nyekar, penggunaan kenanga memiliki makna yang mendalam. Kenanga dipilih sebagai bunga yang tepat untuk dijadikan hiasan makam karena aroma harumnya yang khas dapat memberikan penghormatan kepada leluhur dengan cara yang paling baik.Â
Selain itu, bunga kenanga juga melambangkan keharuman yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga spiritual. Penggunaan kenanga dalam nyekar menjadi wujud dari kesetiaan dan pengabdian yang dipersembahkan kepada leluhur, serta sebagai bentuk penghargaan terhadap peran mereka dalam membentuk dan menjaga keturunan dan keluarga.
Kenanga juga dianggap sebagai simbol dari keabadian, mengingat hubungan antara manusia dengan leluhur dianggap tidak terputus oleh kematian, tetapi berlanjut dalam bentuk spiritual.Â
Dengan menghias makam dengan kenanga, umat percaya bahwa mereka mengekspresikan rasa hormat dan penghargaan yang tak terhingga kepada leluhur, serta mengungkapkan harapan akan keberkahan dan kedamaian bagi roh mereka di alam baka.Â