Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pragmatisme Politik: Akar Kekacauan Indonesia

8 Maret 2024   20:07 Diperbarui: 8 Maret 2024   20:07 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya membangun politik yang sehat, berideologi, dan berpihak pada rakyat adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Hanya dengan kerja sama yang kuat dan komitmen yang teguh dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat melawan pragmatisme politik dan membangun fondasi politik yang kokoh, yang mengutamakan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pragmatisme politik telah menimbulkan berbagai dampak negatif bagi Indonesia, mulai dari penurunan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik hingga terhambatnya proses pembangunan negara. Perlu diakui bahwa pragmatisme politik, seperti kanker yang merusak, telah menggerogoti fondasi demokrasi dan kesejahteraan masyarakat. 

Namun, dengan upaya bersama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat memerangi pragmatisme politik dan membangun sistem politik yang lebih sehat, berideologi, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Ini memerlukan penguatan aturan dan penegakan hukum yang konsisten, reformasi dalam partai politik, serta peningkatan partisipasi masyarakat sipil dalam proses politik. 

Kunci untuk berhasil dalam upaya ini adalah kesadaran kolektif tentang pentingnya membangun politik yang transparan, inklusif, dan berintegritas. Hanya dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, partai politik, masyarakat sipil, dan seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat membasmi pragmatisme politik dan mewujudkan sistem politik yang lebih demokratis, adil, dan berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun