Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Indonesia dan Singapura: Mengapa Ada Kesenjangan Konser Musik Internasional?

7 Maret 2024   07:42 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:24 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vokalis Coldplay Chris Martin beraksi dalam konser Music of the Spheres World Tour, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). (KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN)

Meskipun demikian, meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan biaya dan melakukan negosiasi yang tepat dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah dan sponsor, dapat membantu mengurangi beban biaya yang harus ditanggung.

Dengan demikian, meskipun biaya mendatangkan musisi top dunia di Indonesia mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain, namun dengan manajemen yang baik, konser-konser musik internasional tetap dapat diselenggarakan dengan sukses dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton.

3. Sponsor dan Kesepakatan Bisnis 

Singapura memiliki ekosistem bisnis yang lebih solid dan jaringan sponsor yang lebih luas untuk mendukung penyelenggaraan konser besar. Di sisi lain, di Indonesia, masih terdapat kendala dalam hal sponsorship dan kesepakatan bisnis. Ekosistem bisnis yang kuat di Singapura tercermin dalam keberadaan perusahaan-perusahaan besar dengan kemampuan finansial yang cukup untuk mendukung acara-acara hiburan skala besar.

Selain itu, jaringan sponsor yang luas memungkinkan penyelenggara konser untuk mendapatkan dukungan finansial dan promosi dari berbagai perusahaan lokal maupun multinasional.

Di Indonesia, meskipun terdapat minat yang cukup besar dari perusahaan untuk terlibat dalam sponsorship acara-acara hiburan, masih terdapat hambatan-hambatan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kurangnya kesepahaman atau keterbatasan dalam hal manajemen sponsorship dan kesepakatan bisnis. Beberapa perusahaan mungkin tidak sepenuhnya memahami manfaat dan dampak yang dapat mereka peroleh melalui keterlibatan dalam sponsorship acara hiburan.

Selain itu, terdapat juga masalah regulasi dan birokrasi yang dapat menjadi kendala dalam proses kesepakatan bisnis antara penyelenggara acara dan sponsor. Peraturan-peraturan yang kompleks dan proses perizinan yang rumit dapat memperlambat proses kesepakatan bisnis, bahkan dapat membuat beberapa perusahaan enggan untuk terlibat.

Namun demikian, dengan meningkatkan pemahaman dan edukasi tentang manfaat sponsorship bagi perusahaan, serta dengan upaya dari pihak pemerintah untuk menyederhanakan regulasi dan proses perizinan, Indonesia dapat lebih menarik bagi perusahaan-perusahaan sponsor. Hal ini akan membantu meningkatkan dukungan finansial dan promosi untuk penyelenggaraan konser-konser musik skala besar di Indonesia, sehingga negara ini dapat menjadi destinasi yang lebih menarik bagi musisi-musisi internasional.

4. Pasar Konser 

Walaupun Indonesia memiliki populasi yang lebih besar, pasar konser di Indonesia masih terpecah-belah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya budaya menonton konser dan tingginya harga tiket yang menjadi faktor penghambat. Di Indonesia, budaya menonton konser masih belum berkembang secara merata di seluruh lapisan masyarakat.

Meskipun ada minat yang cukup besar dari sebagian kalangan untuk menghadiri konser musik, namun sebagian besar masyarakat masih lebih memilih untuk menghabiskan waktu luang mereka dengan aktivitas lain, seperti menonton televisi, bermain game, atau bersosialisasi secara berbeda. Hal ini mengakibatkan pasar konser menjadi terpecah-belah dan kurang konsisten dalam memberikan dukungan terhadap acara-acara musik secara umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun