Laras mengulurkan tangannya, menggenggam lembut tangan Rian.
"Tapi?"
Rian mengumpulkan keberanian, "Aku ingin melanjutkan kuliahku. Aku ingin meraih mimpi yang selama ini aku perjuangkan."
Laras tersenyum, "Itu impian yang mulia, Rian. Dan aku akan berada di sisimu, mendukungmu dalam meraihnya, apapun caranya."
Rian lega mendengarnya, hatinya dipenuhi oleh rasa bahagia dan bersyukur.
"Laras," ujar Rian tulus, "aku berjanji, sekeras apapun perjuangan yang kita hadapi, melodi cinta kita akan tetap bergema, mengiringi setiap langkah kita."
Laras membalas dengan senyum hangat, "Aku yakin melodi itu akan semakin indah ketika diiringi dengan melodi kesuksesanmu, Rian."
Kesepakatan mereka menjadi titik balik. Rian semakin bersemangat mengejar mimpinya. Ia fokus belajar sembari tetap bekerja di percetakan. Laras pun tak henti memberinya semangat dan bantuan. Ia membantu Rian mencari informasi beasiswa dan berbagai peluang untuk meringankan biaya pendidikannya.
Suatu hari, Rian menerima kabar gembira. Beasiswa yang ia lamar diterima! Ia tak kuasa menahan rasa haru dan bahagia. Ia segera memberitahu Laras kabar tersebut.
"Laras, beasiswaku diterima!" seru Rian di telepon.
Suara Laras terdengar gembira di ujung telepon, "Alhamdulillah, Rian! Aku ikut senang sekali."