Sinopsis
Rian, seorang pemuda sederhana dari Desa Ploso, memasuki semester 4 di Universitas Negeri. Kehidupannya jauh dari kata mewah. Berasal dari keluarga kelas menengah, Rian harus berjuang membiayai kuliahnya sendiri. Di pagi hari, dia mengajar di Taman Bermain Mutiara Desa Ploso untuk anak-anak usia dini. Senyum dan tawa polos mereka menjadi melodi indah yang menemani hari-hari Rian. Di tengah kesibukannya, Rian tak henti-hentinya mencari pekerjaan sambilan. Dia tak ingin membebani orang tuanya. Berbagai pekerjaan dia coba, dari menjadi pelayan kafe hingga pengantar barang. Tak jarang, Rian harus menahan lelah dan kantuk demi menyelesaikan semua tanggung jawabnya.
Kehidupan Rian penuh dengan lika-liku. Di saat dia hampir putus asa, selalu ada secercah harapan yang datang. Pertemuannya dengan Laras, gadis aktivis kampus, membawa perubahan dalam hidupnya. Laras tak hanya menjadi kekasihnya, tetapi juga sahabat yang selalu memberikan semangat. Cerita ini menceritakan tentang perjuangan Rian dalam meraih mimpinya. Di tengah keterbatasan, Rian tak pernah menyerah. Dia terus berusaha dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Novel ini juga mengangkat tema persahabatan, cinta, dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai rintangan hidup.
Bab 1: Melodi Pagi di Taman Bermain
Sinar matahari pagi yang lembut menerpa wajah Rian. Ayam jago sudah lama berkokok, menandakan hari telah beranjak pagi. Rian meregangkan ototnya yang sedikit pegal, lalu bergegas menuju dapur. Sarapan seadanya sudah disiapkan oleh Ibu.
"Pagi, Bu," sapa Rian sambil mengambil sepotong roti.
Ibunya tersenyum, "Pagi, Yan. Cepetan habiskan sarapannya, nanti kesiangan ke Taman Bermain."
Rian mengangguk. Ia menelan cepat sarapannya sambil melirik ke jam dinding. "Bu, Rian berangkat duluan ya. Takut anak-anak sudah pada datang."
"Hati-hati di jalan, Yan. Jangan lupa bawa bekalmu," pesan sang Ibu seraya memasukkan beberapa potong lemper ke dalam tas Rian.
Rian bergegas keluar rumah. Sepeda ontelnya setia menemaninya menuju Taman Bermain Mutiara Desa Ploso. Sepanjang perjalanan, Rian disapa oleh para tetangga yang tengah berangkat beraktivitas.