Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Real Count Manipulasi: di Balik Layar Kecurangan Pemilu 2024

22 Februari 2024   22:06 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, reaksi dari pihak terkait justru sebaliknya. Mereka menggelar konferensi pers, membantah tuduhan manipulasi dan menyebutnya sebagai berita bohong. Mereka bahkan melaporkan Raka dan Maya ke pihak berwajib dengan tuduhan menyebarkan berita palsu.

Raka dan Maya menghadapi tekanan bertubi-tubi. Mereka diinterogasi, diintimidasi, dan bahkan diancam akan dipenjara. Dukungan dari publik dan organisasi jurnalis internasional mengalir deras, namun mereka tetap berada dalam situasi yang genting.

Di tengah situasi yang penuh tekanan, Raka dan Maya tidak patah semangat. Mereka yakin dengan kebenaran yang mereka perjuangkan. Mereka tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai, dan masih banyak rintangan yang harus mereka lewati untuk membongkar kebohongan yang selama ini disembunyikan.

Bab 4: Saksi Bisu dan Harga Kebenaran

Berita manipulasi real count yang dipublikasikan media internasional memicu kegaduhan. Publik Indonesia terbelah. Ada yang percaya dan mendukung investigasi Raka dan Maya, namun tak sedikit pula yang meragukan dan bahkan menuduh mereka menyebarkan berita bohong.

Di tengah kemelutuan tersebut, Raka dan Maya terus berupaya mencari bukti tambahan untuk memperkuat temuan mereka. Mereka yakin masih ada orang yang mengetahui kebenaran di balik manipulasi data, dan mereka harus menemukannya.

Ingatan Raka tertuju pada Anton, sumber informasinya yang pertama kali memberikan bocoran data. Sejak saat itu, Anton menghilang bak ditelan bumi. Raka mencoba menghubunginya berkali-kali, namun tak kunjung mendapat jawaban.

"Mungkin dia ketakutan," ujar Maya. "Ancaman yang kita terima juga ditujukan padanya."

Raka tidak menyerah. Dia yakin Anton memegang informasi penting. Dia memutuskan untuk mencari keberadaan Anton melalui jaringan informasinya.

Setelah beberapa hari penelusuran, Raka akhirnya mendapatkan kabar. Anton ternyata sedang ditahan di sebuah tempat terpencil dengan tuduhan melakukan kejahatan siber. Diduga, dia sengaja ditjebak untuk membungkamnya.

Raka nekat menemui Anton. Dengan bantuan seorang pengacara, mereka berhasil menjenguk Anton di tempat penahanan. Anton terlihat kurus dan pucat, namun semangatnya untuk membongkar kebenaran tidak padam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun