Namun, reaksi dari pihak terkait justru sebaliknya. Mereka menggelar konferensi pers, membantah tuduhan manipulasi dan menyebutnya sebagai berita bohong. Mereka bahkan melaporkan Raka dan Maya ke pihak berwajib dengan tuduhan menyebarkan berita palsu.
Raka dan Maya menghadapi tekanan bertubi-tubi. Mereka diinterogasi, diintimidasi, dan bahkan diancam akan dipenjara. Dukungan dari publik dan organisasi jurnalis internasional mengalir deras, namun mereka tetap berada dalam situasi yang genting.
Di tengah situasi yang penuh tekanan, Raka dan Maya tidak patah semangat. Mereka yakin dengan kebenaran yang mereka perjuangkan. Mereka tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai, dan masih banyak rintangan yang harus mereka lewati untuk membongkar kebohongan yang selama ini disembunyikan.
Bab 4: Saksi Bisu dan Harga Kebenaran
Berita manipulasi real count yang dipublikasikan media internasional memicu kegaduhan. Publik Indonesia terbelah. Ada yang percaya dan mendukung investigasi Raka dan Maya, namun tak sedikit pula yang meragukan dan bahkan menuduh mereka menyebarkan berita bohong.
Di tengah kemelutuan tersebut, Raka dan Maya terus berupaya mencari bukti tambahan untuk memperkuat temuan mereka. Mereka yakin masih ada orang yang mengetahui kebenaran di balik manipulasi data, dan mereka harus menemukannya.
Ingatan Raka tertuju pada Anton, sumber informasinya yang pertama kali memberikan bocoran data. Sejak saat itu, Anton menghilang bak ditelan bumi. Raka mencoba menghubunginya berkali-kali, namun tak kunjung mendapat jawaban.
"Mungkin dia ketakutan," ujar Maya. "Ancaman yang kita terima juga ditujukan padanya."
Raka tidak menyerah. Dia yakin Anton memegang informasi penting. Dia memutuskan untuk mencari keberadaan Anton melalui jaringan informasinya.
Setelah beberapa hari penelusuran, Raka akhirnya mendapatkan kabar. Anton ternyata sedang ditahan di sebuah tempat terpencil dengan tuduhan melakukan kejahatan siber. Diduga, dia sengaja ditjebak untuk membungkamnya.
Raka nekat menemui Anton. Dengan bantuan seorang pengacara, mereka berhasil menjenguk Anton di tempat penahanan. Anton terlihat kurus dan pucat, namun semangatnya untuk membongkar kebenaran tidak padam.