Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya Memberi Ikan Tanpa Mengajari Menjela: Dampak Negatif Membiasakan Siswa Kelas 2 SD Tidak Mengerjakan PR Sendiri

21 Februari 2024   20:40 Diperbarui: 21 Februari 2024   20:54 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang rekan Anda yang menjadi pengajar di bimbing belajar untuk anak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) sedang menghadapi suatu dilema yang kompleks. Dilema ini timbul karena keinginan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) ternyata menghasilkan dampak yang tidak diinginkan. 

Siswa tersebut menjadi kurang termotivasi untuk mengerjakan tugasnya sendiri dan lebih cenderung bergantung pada bantuan dari rekan Anda. Situasi ini perlu segera ditangani karena memiliki dampak negatif yang signifikan pada proses pembelajaran siswa. 

Ketergantungan siswa pada bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dapat menghambat perkembangan kemampuan belajar mandiri siswa. 

Selain itu, kebiasaan untuk mengandalkan orang lain juga dapat mengurangi rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan, yang pada gilirannya dapat menghambat kemajuan akademik dan pertumbuhan pribadi mereka.

Untuk memperbaiki situasi ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Langkah pertama yang dapat diambil adalah melakukan komunikasi terbuka dengan siswa tersebut. 

Rekan Anda perlu menjelaskan dengan tegas pentingnya untuk mengerjakan tugas sendiri serta memberikan pemahaman yang jelas tentang konsekuensi dari ketergantungan pada bantuan orang lain. 

Selanjutnya, penting untuk memberikan dukungan yang tepat kepada siswa agar mereka dapat mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas mereka sendiri. Ini dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan langsung, memberikan contoh-contoh konkret, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitan mereka sendiri.

Selain itu, penting juga untuk melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran. Dengan mendapatkan dukungan dari orang tua, siswa dapat merasa lebih didukung dalam upaya mereka untuk belajar mandiri dan mengatasi tantangan-tantangan akademik. 

Seluruh proses perbaikan ini membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan komitmen dari rekan Anda sebagai pengajar, serta kerjasama yang erat antara rekan Anda, siswa, dan orang tua. 

Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan siswa dapat belajar untuk mengatasi tantangan mereka sendiri dan menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran mereka.

Dampak Negatif Membiasakan Siswa Tidak Mengerjakan PR Sendiri 

id.theasianparent.com
id.theasianparent.com

1. Ketergantungan pada bantuan dalam mengerjakan PR dapat menjadi penghalang serius terhadap pengembangan kemandirian belajar siswa. Ketika siswa terbiasa mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka, mereka tidak memiliki kesempatan untuk melatih kemampuan mengatasi masalah secara mandiri. 

Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan belajar yang memerlukan inisiatif dan ketekunan. Dengan memperoleh bantuan terus-menerus, siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan problem-solving yang penting. 

Mereka mungkin menjadi kurang percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit dan cenderung mengalami kecemasan atau kebingungan saat dihadapkan pada masalah yang tidak mereka hadapi sebelumnya.

Kemandirian belajar merupakan kunci penting dalam pembelajaran yang efektif. Siswa yang mandiri mampu mengatasi rintangan-rintangan belajar dengan lebih baik, mengambil inisiatif dalam mencari solusi, dan menunjukkan ketekunan dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. 

Ketergantungan pada bantuan eksternal dapat menghalangi pengembangan kemandirian belajar ini, sehingga mengurangi kemampuan siswa untuk berhasil dalam pendidikan dan kehidupan di masa depan. 

Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk memberikan dukungan yang tepat kepada siswa tanpa menciptakan ketergantungan. Memberikan panduan dan bimbingan yang diperlukan adalah langkah yang baik, namun penting juga untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah sendiri terlebih dahulu sebelum meminta bantuan. 

Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan kemandirian belajar mereka secara bertahap, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan belajar di masa depan dengan lebih percaya diri dan efektif.

2. Ketergantungan pada bantuan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) dapat mereduksi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Ketika siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan PR secara mandiri, mereka dihadapkan pada situasi yang mendorong mereka untuk berpikir secara kritis, mencari solusi, dan memahami materi pelajaran dengan lebih mendalam. Namun, jika mereka terus-menerus dibantu, kemampuan mereka dalam memecahkan masalah tidak akan terasah secara optimal. 

Proses problem-solving merupakan aspek kunci dalam pengembangan kecerdasan dan keterampilan siswa. Dengan menghadapi tantangan secara mandiri, siswa belajar untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan strategi pemecahan, dan mengevaluasi solusi-solusi yang mereka ciptakan. Hal ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang dipelajari.

Namun, ketika siswa terlalu bergantung pada bantuan eksternal, mereka kehilangan kesempatan untuk melatih dan mengasah kemampuan problem-solving mereka sendiri. 

Mereka mungkin menjadi kurang terampil dalam menghadapi tantangan yang membutuhkan pemikiran kritis dan inovatif. Akibatnya, kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dalam konteks pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari dapat terhambat. 

Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk mendorong siswa untuk belajar mandiri dan menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri dengan sebaik-baiknya. 

Memberikan bimbingan yang diperlukan adalah hal yang wajar, namun harus diimbangi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan solusi sendiri terlebih dahulu sebelum meminta bantuan. 

Dengan cara ini, siswa dapat terus mengembangkan kemampuan problem-solving mereka secara optimal, mempersiapkan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dan situasi yang kompleks di masa depan.

3. Ketergantungan pada bantuan dari orang lain dapat mengurangi motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Dengan kebiasaan mengandalkan bantuan eksternal, siswa mungkin merasa kurang termotivasi untuk berusaha keras karena mereka mengetahui bahwa bantuan selalu tersedia. 

Motivasi belajar intrinsik, yang merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar dan berkembang, sangat penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang produktif. Ketika siswa merasa terdorong untuk belajar karena minat dan keinginan pribadi mereka, mereka cenderung lebih berkomitmen dan tekun dalam mengejar tujuan-tujuan akademik mereka.

Namun, ketika siswa terbiasa dengan ketergantungan pada bantuan eksternal, seperti bantuan dari teman atau guru, mereka mungkin kehilangan dorongan intrinsik untuk belajar. 

Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak perlu berusaha keras atau mengembangkan kemampuan mereka sendiri karena mereka tahu bahwa bantuan akan selalu tersedia jika dibutuhkan. Akibatnya, motivasi belajar mereka dapat menurun, yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan akademik dan pertumbuhan pribadi mereka. 

Oleh karena itu, penting untuk membangun lingkungan pembelajaran yang mendorong motivasi belajar intrinsik. Ini dapat dilakukan dengan memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, memberikan pujian dan penghargaan atas usaha dan prestasi mereka, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk merasakan keberhasilan dan kemajuan secara mandiri. Dengan cara ini, siswa dapat merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan kemandirian dalam proses pembelajaran mereka.

Pendekatan yang Lebih Efektif 

nakita.grid.id
nakita.grid.id

1. Lebih tepatnya, daripada hanya sekadar melakukan pengerjaan PR untuk siswa, sebaiknya teman Anda sebagai pengajar memusatkan perhatian pada proses bimbingan mereka dalam memahami materi pelajaran. Pendekatan ini dapat diimplementasikan melalui berbagai cara, seperti melalui diskusi, memberikan petunjuk, dan memberikan dorongan kepada siswa untuk mencoba menyelesaikan tugas sendiri. 

Melalui diskusi, siswa dapat diajak untuk berpikir secara kritis tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Diskusi ini dapat merangsang mereka untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan bertukar ide dengan teman sekelasnya. Hal ini membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dengan lebih baik melalui proses refleksi dan dialog.

Selain itu, memberikan petunjuk yang jelas dan konkret juga merupakan bagian penting dari bimbingan. Teman Anda dapat memberikan arahan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam menyelesaikan tugas, menjelaskan konsep-konsep yang sulit dipahami, dan memberikan contoh-contoh yang relevan. Dengan demikian, siswa dapat memiliki panduan yang lebih baik untuk melangkah maju dalam mengerjakan tugas mereka. 

Terakhir, penting bagi teman Anda untuk memberikan dorongan kepada siswa untuk mencoba menyelesaikan tugas sendiri. Ini melibatkan memberikan ruang bagi siswa untuk berlatih kemampuan mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah, merumuskan solusi, dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin mereka hadapi. Dengan memberikan kesempatan ini, siswa dapat merasa lebih percaya diri dan mandiri dalam proses pembelajaran mereka. 

Secara keseluruhan, pendekatan yang difokuskan pada bimbingan, bukan hanya pengerjaan, dapat membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran dan memperoleh keterampilan belajar mandiri yang lebih kuat. Ini memungkinkan mereka untuk lebih siap menghadapi tantangan-tantangan belajar di masa depan dan mencapai potensi akademik mereka secara maksimal.

2. Adalah penting bagi teman Anda sebagai pengajar untuk menetapkan ekspektasi yang jelas kepada siswa sejak awal bahwa tujuan dari bimbingan adalah untuk membantu mereka belajar, bukan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. 

Dengan menjelaskan ekspektasi ini secara tegas kepada siswa, teman Anda membantu mereka untuk memahami peran dan tujuan dari sesi bimbingan. Mereka akan menyadari bahwa bimbel dirancang untuk memberikan dukungan tambahan dalam memahami materi pelajaran yang sulit atau mencari solusi terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi dalam belajar.

Dengan menekankan bahwa tujuan utama bimbel adalah untuk memfasilitasi pembelajaran mereka, bukan hanya menyelesaikan tugas-tugas sekolah, siswa akan lebih termotivasi untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka akan lebih cenderung untuk mengajukan pertanyaan, berpartisipasi dalam diskusi, dan mencoba menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri dengan lebih mandiri. 

Dengan cara ini, ekspektasi yang jelas membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan pemahaman konsep dan keterampilan belajar mandiri. Ini memungkinkan siswa untuk memanfaatkan sesi bimbel secara optimal untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan belajar dengan lebih percaya diri di masa depan.

3. Membangun komunikasi yang baik dengan orang tua adalah langkah penting dalam membantu memastikan bahwa siswa dapat mengerjakan PR secara mandiri di rumah dan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk belajar dengan efektif. Melalui komunikasi ini, teman Anda sebagai pengajar dapat berbagi dengan orang tua tentang pentingnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Ini termasuk memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa melatih kemandirian belajar pada anak adalah kunci untuk perkembangan akademik yang optimal.

Selain itu, teman Anda juga dapat memberikan tips kepada orang tua tentang bagaimana mereka dapat membantu anak-anak mereka belajar dengan efektif di rumah. Ini bisa mencakup memberikan waktu dan ruang yang tepat untuk belajar, mendukung kegiatan membaca dan menulis di rumah, serta memberikan dorongan dan pujian atas usaha dan prestasi anak-anak mereka. 

Melalui kolaborasi dengan orang tua, teman Anda dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan siswa secara holistik. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan dukungan yang konsisten dan komprehensif baik di sekolah maupun di rumah, yang dapat membantu mereka mencapai potensi akademik dan pribadi mereka secara optimal.

Kesimpulan

Dengan pendekatan yang sesuai, teman Anda dapat memberikan bimbingan kepada siswa tanpa menghambat kemandirian dan motivasi mereka dalam belajar. Ini berarti memastikan bahwa siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dengan tetap memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengatasi tantangan secara mandiri dan mengembangkan keterampilan problem-solving mereka. 

Penting untuk diingat bahwa tujuan utama pendidikan bukan hanya tentang menyelesaikan tugas-tugas sekolah, tetapi juga tentang memberikan siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka. Dengan demikian, teman Anda harus fokus pada pembekalan siswa dengan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kemandirian belajar.

Hal ini dapat dicapai dengan memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, mendukung mereka untuk mencari solusi sendiri, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang. Selain itu, teman Anda juga dapat mendorong siswa untuk mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari mereka dan memahami relevansi materi pelajaran dengan kehidupan mereka di masa depan. 

Dengan cara ini, teman Anda dapat membantu siswa untuk meraih kesuksesan tidak hanya dalam menghadapi tugas-tugas sekolah, tetapi juga dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mereka temui di masa depan. Mereka akan menjadi individu yang lebih siap secara akademik dan pribadi untuk menghadapi dunia yang terus berubah dan berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun