Kehidupan seseorang sebelum dilahirkan di dunia merupakan suatu misteri yang belum terpecahkan secara pasti. Sebagian orang meyakini bahwa masa sebelum kelahiran adalah suatu bentuk eksistensi di alam roh, di mana manusia telah berkomitmen kepada Allah SWT untuk beriman dan tunduk kepada perintah-Nya. Sementara itu, pandangan lain menyatakan bahwa kehidupan sebelum lahir adalah suatu tahap dalam proses kelahiran yang dialami manusia di dalam rahim ibunya.
Pandangan pertama, yang menyatakan bahwa manusia telah berjanji kepada Allah SWT sebelum lahir, menciptakan perspektif spiritual mengenai keterkaitan antara kehidupan sebelum lahir dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Pandangan ini menekankan pada perjanjian atau komitmen roh manusia dengan Allah sebelum menjalani kehidupan di dunia ini.
Di sisi lain, pandangan yang menyatakan bahwa kehidupan sebelum lahir adalah suatu proses kelahiran dalam rahim ibu lebih menekankan pada dimensi biologis dan fisik dari keberadaan manusia. Ini mencerminkan keyakinan bahwa kehidupan manusia dimulai sejak pembuahan sel telur dan sperma, dan setelah itu, individu tersebut mengalami perkembangan dalam rahim ibunya sebelum akhirnya dilahirkan.
Sebagai suatu misteri yang belum dapat dipastikan secara ilmiah, keyakinan mengenai kehidupan sebelum lahir ini seringkali bersifat personal dan dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan, filosofis, atau budaya masing-masing individu. Meskipun demikian, tema ini tetap menjadi subjek pembahasan dan refleksi dalam berbagai tradisi keagamaan dan filsafat di seluruh dunia.
Pandangan pertama, yang menyatakan bahwa kehidupan sebelum lahir adalah sebuah alam ruh, didasarkan pada beberapa ayat Al-Qur'an, seperti firman Allah SWT dalam surat Al-A'raf ayat 172:
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ - ١٧٢
172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini."
Surat Al-A'raf ayat 172 menyiratkan bahwa manusia telah berkomitmen kepada Allah SWT sebelum kehidupan mereka dimulai di dunia ini. Komitmen ini dipandang sebagai suatu janji yang mendasar, yang memerlukan ketaatan dan tanggung jawab sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Janji ini dianggap sebagai suatu amanah atau tugas yang harus dipegang teguh oleh setiap individu selama menjalani kehidupan di dunia.
Dalam ayat tersebut, terkandung makna bahwa manusia, sebelum dilahirkan, telah menyatakan kesediaan untuk beriman dan tunduk kepada kehendak Allah SWT. Janji ini membentuk dasar moral dan spiritual bagi setiap individu, menyerukan untuk mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karena itu, ketaatan terhadap janji ini dianggap sebagai suatu tanggung jawab yang mendasar, membimbing perilaku manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.