Di bumi Jawa yang subur terdapat pusaka,
Borobudur, mahakarya nan elok terpahat.
Di senja yang merah, megah berdiri tinggi,
Rahasia sejarahnya, tersimpan dalam batu, tak tergoyahkan.
Puncaknya menyentuh awan, seperti taman surgawi,
Cerita masa lalu, terpatri dalam relief indah.
Cahaya rembulan melukis keajaiban malam,
Menyapu pelan langkah waktu, tak terbendung lagi.
Misteri di dalam candi, seakan bisikan kuno,
Dinding-dindingnya bersaksi, jalan spiritual yang terbuka.
Stupa-stupa menjulang, seperti doa-dao yang terangkai,
membawa kita ke alam batin, menyatu dengan kosmos yang maha kuasa.
Lewat gerbang Candi Borobudur yang megah,
Kita terseret dalam perjalanan yang damai.
Bau tanah basah, kicauan burung pun berpadu,
Seakan alam berdansa, bersama keindahan yang hadir.
Di sini, Buddha tersenyum dalam batu,
Mengajarkan damai dan cinta, sepanjang hari.
Reliefnya bicara tentang kehidupan dan penderitaan,
Mengajak kita merenung, di dalam keramaian yang sunyi.
Pada fajar yang bersih, matahari timbul perlahan,
Candi Borobudur bersinar, seribu warna menceritakan.
Seakan menerangi hati, meleburkan gelap yang kelam,
Di sini, keabadian dan keindahan menyatu dalam satu rahasia.
Borobudur, simbol kebijaksanaan dan kebenaran,
Menyapa jiwa yang lelah, memberi harapan.
Seakan waktu berhenti, di tengah pesona magis,
Candi megah ini, abadi dalam irama kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H