Dengan terselenggaranya pelatihan yang relevan dengan bidang minat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing ekonomi Surabaya, serta turut membantu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara signifikan.
"Misalnya, jika ada perusahaan atau investor memerlukan pekerja, Pemkot (Surabaya) bisa melihat anak yang minat atau kemampuannya sesuai kebutuhan perusahaan yang menginginkan. Selain itu, bila ada pelatihan dan sejenisnya juga akan diberitahukan. Jadi, sebelum terjun bekerja, mereka sudah memiliki keterampilan yang maksimal," ucap Reni Astuti.
Selain menjadi alat bagi Pemkot Surabaya, Reni menegaskan bahwa aplikasi tersebut juga harus dapat diakses oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan.Â
Keperluan ini penting agar para pengusaha dapat dengan mudah mengirimkan pemberitahuan jika ada peluang pekerjaan yang tersedia.
Dengan semua keuntungan yang ada, Reni berharap agar warga tidak perlu lagi mengajukan laporan ke lurah atau camat ketika mengalami pengangguran. Hal ini dianggap sebagai metode kuno yang tidak sejalan dengan citra Surabaya sebagai kota pintar.
Reni menyampaikan keyakinannya bahwa Pemkot Surabaya dapat berhasil mewujudkan dorongan tersebut, terutama mengingat ini mereka memiliki portofolio yang mencakup program Kader Surabaya Hebat (KSH).
"Ini juga jadi wujud komitmen untuk memajukan daerah. Jika ada kemauan, program atau aplikasi itu pasti bisa diwujudkan. Pada akhirnya, selain TPT berkurang signifikan dan IPM meningkat, ada nilai plus lain yang bakal didapat Surabaya jika menerapkan saran dari dewan, seperti kualitas hidup manusia meningkat, daya saing dan produktivitas meningkat, serta bisa mewujudkan kemandirian ekonomi," ucap Reni Astuti, Wakil Ketua DPRD Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H