7. Teori Postmodernisme Lyotard
Konsep Jean-Franois Lyotard tentang "petite rcit" (narasi kecil) vs "grand rcit" (narasi besar) berguna dalam memahami bagaimana Yulden menggunakan momen-momen personal untuk mengeksplorasi tema-tema universal.
8. Teori Waktu Henri Bergson
Konsep "dure" (durasi) dari Henri Bergson membantu memahami perlakuan non-linear terhadap waktu dalam puisi ini. Bergson membedakan antara waktu kronologis dan waktu yang dialami secara subjektif, yang tercermin dalam struktur puisi.
9. Psikoanalisis Lacan
Teori Jacques Lacan tentang "tahap cermin" dan hubungan antara yang Real, Imajiner, dan Simbolik dapat digunakan untuk menganalisis aspek-aspek identitas dan refleksi diri dalam puisi ini, terutama dalam penggunaan metafora cermin.
Implikasi Teoretis
Kerangka teoretis ini menunjukkan bagaimana puisi Yulden beroperasi pada berbagai tingkatan: fenomenologis, semiotik, psikologis, dan filosofis. Pendekatan multidisipliner ini memungkinkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana puisi ini mengeksplorasi hubungan kompleks antara eksistensi, waktu, ruang, dan kesadaran manusia.
Puisi ini menjadi contoh bagaimana karya sastra kontemporer dapat menjembatani berbagai tradisi filosofis dan artistik, menciptakan ruang dialog antara pemikiran Timur dan Barat, antara tradisi dan modernitas, antara personal dan universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H