Kesenian Melayu Pegagan merupakan perpaduan harmonis antara tradisi Melayu dan unsur-unsur lokal. Tari Tanggai, sebagaimana diuraikan oleh Sartono (2007), adalah salah satu tarian khas yang menggambarkan keanggunan dan kelembutan perempuan Pegagan. Sementara itu, seni pertunjukan Dul Muluk, yang merupakan adaptasi dari teater bangsawan Melayu, telah menjadi hiburan populer yang sarat dengan nilai-nilai moral dan kearifan lokal.
Arsitektur tradisional Melayu Pegagan juga memiliki keunikan tersendiri. Rumah Limas Pegagan, seperti yang dijelaskan oleh Siswanto (2009), merupakan rumah panggung yang dibangun dengan mempertimbangkan kondisi geografis daerah aliran sungai. Struktur rumah yang tinggi tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan dari banjir, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Pegagan yang adaptif terhadap lingkungan.
Dalam aspek ekonomi, masyarakat Melayu Pegagan terkenal dengan keahlian mereka dalam bercocok tanam dan mengolah hasil pertanian. Menurut Zulkifli (2011), tanaman khas seperti duku dan durian Pegagan telah menjadi komoditas unggulan yang menopang perekonomian lokal. Selain itu, kerajinan tangan seperti anyaman rotan dan ukiran kayu juga menjadi produk khas yang mencerminkan keterampilan dan kreativitas masyarakat Pegagan.
Meskipun menghadapi tantangan modernisasi, Melayu Pegagan terus berupaya melestarikan warisan budaya mereka. Berbagai festival budaya dan upaya revitalisasi tradisi, sebagaimana dicatat oleh Ismail (2018), menjadi bukti komitmen masyarakat dalam mempertahankan identitas kultural mereka di tengah arus globalisasi.
Demikianlah, Melayu Pegagan dengan segala keunikan dan kekayaan budayanya, terus menjadi bagian penting dari mozaik keberagaman Indonesia. Warisan budaya mereka tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga berkontribusi pada kekayaan budaya nasional yang patut dilestarikan dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Bagan Teks.
1. Suku Lampung:
Suku Lampung adalah suku asli yang mendiami Provinsi Lampung di ujung selatan Pulau Sumatra, Indonesia. Beberapa karakteristik suku Lampung:
- Bahasa: Menggunakan bahasa Lampung yang terbagi menjadi dua dialek utama, yaitu dialek A (Api) dan dialek O (Nyo).
- Adat istiadat: Memiliki sistem kekerabatan patrilineal dan mengenal sistem pepadun (kepemimpinan adat).
- Kesenian: Tari Melinting, Tari Sigeh Penguten, dan seni kain tapis.
- Rumah adat: Rumah Nowou Sesat (rumah panggung).
- Makanan khas: Seruit (ikan bakar dengan sambal terasi) dan gulai taboh.
2. Suku Melayu Pegagan:
Suku Melayu Pegagan adalah sub-etnis Melayu yang bermukim di sepanjang Sungai Pegagan, Sumatera Selatan. Beberapa informasi tentang suku ini:
- Lokasi: Umumnya berada di Kabupaten Ogan Ilir dan sebagian Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
- Bahasa: Menggunakan bahasa Melayu Pegagan, yang merupakan variasi dari bahasa Melayu.
- Mata pencaharian: Umumnya bertani, berkebun, dan menangkap ikan di sungai.
- Adat istiadat: Memiliki beberapa tradisi unik seperti upacara pernikahan dan ritual keagamaan yang mencerminkan percampuran budaya Melayu dan Islam.
- Kesenian: Memiliki beberapa bentuk seni tradisional seperti tari dan musik yang khas.