Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tafsir Sosiologis Geertz : Membaca Dinamika Pesantren Dalam Bingkai Kebudayaan.

25 Desember 2024   02:17 Diperbarui: 25 Desember 2024   02:17 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulannya, perspektif Geertz memberikan tools analitis yang berharga untuk memahami kompleksitas pesantren sebagai fenomena sosial-kultural. Pendekatannya yang menekankan interpretasi makna membantu kita melihat bagaimana tradisi, kebudayaan, dan dinamika sosial berinteraksi dalam membentuk dan mentransformasi institusi pesantren.

Referensi:

  1. Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Cultures
  2. Geertz, Clifford. (1960). The Religion of Java
  3. van Bruinessen, Martin. (1995). Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat
  4. Wahid, Abdurrahman. (2001). Menggerakkan Tradisi
  5. Lukens-Bull, Ronald. (2005). A Peaceful Jihad
  6. Madjid, Nurcholish. (1997). Bilik-Bilik Pesantren
  7. Dhofier, Zamakhsyari. (1994). Tradisi Pesantren
  8. Howell, Julia Day. (2001). Sufism and the Indonesian Islamic Revival
  9. Azra, Azyumardi. (1999). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun