Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

The Rule of Limits That Call "Nation"

23 Oktober 2024   14:31 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasionalisme akomodatif perlu mengembangkan narasi nasional yang inklusif.

4. Dimensi Ekonomi. Joseph Stiglitz (2002) dalam "Globalization and Its Discontents" mengingatkan tentang pentingnya keseimbangan antara kepentingan nasional dan partisipasi global. Nasionalisme ekonomi perlu bersifat strategis dan adaptif.

Paradigma Kontemporer:

1. Globalisasi
Manuel Castells (2010) dalam "The Power of Identity" menganalisis bagaimana identitas nasional bertransformasi dalam era informasi global. Nasionalisme akomodatif harus mampu beradaptasi dengan realitas ini. 

2. Populisme dan Ultranasionalisme
Cas Mudde (2007) dalam "Populist Radical Right Parties in Europe" memperingatkan tentang bahaya populisme nasionalis yang eksklusif. Nasionalisme akomodatif harus menjadi antitesis terhadap kecenderungan ini.

           Nasionalisme akomodatif merupakan kerangka konseptual yang memungkinkan koeksistensi antara identitas nasional yang kuat dan pengakuan terhadap keberagaman. Dalam konteks Indonesia, hal ini sejalan dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang telah menjadi fondasi kehidupan berbangsa.

Referensi:
1. Anderson, B. (1983). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism
2. Gellner, E. (1983). Nations and Nationalism
3. Smith, A.D. (2010). Nationalism: Theory, Ideology, History
4. Latif, Y. (2011). Negara Paripurna
5. Billig, M. (1995). Banal Nationalism
6. Kymlicka, W. (1995). Multicultural Citizenship
7. Parekh, B. (2000). Rethinking Multiculturalism
8. Stiglitz, J. (2002). Globalization and Its Discontents
9. Castells, M. (2010). The Power of Identity
10. Mudde, C. (2007). Populist Radical Right Parties in Europe

Esai ini memberikan kerangka konseptual untuk memahami batasan dan ruang lingkup nasionalisme akomodatif dengan pendekatan akademis. Apakah Anda ingin saya mengeksplorasi lebih dalam aspek tertentu dari pembahasan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun