Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peralihan Diksional terhadap Strukutur Teks Apakah Memiliki Kesepadanan Makna?

15 Oktober 2024   15:24 Diperbarui: 15 Oktober 2024   15:51 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, ada juga kasus di mana peralihan diksional terjadi tanpa perubahan struktur yang signifikan, atau sebaliknya. Penyair modern seperti e.e. cummings sering bermain-main dengan struktur tanpa selalu mengubah gaya diksional mereka. Di sisi lain, penyair seperti Walt Whitman bisa menggunakan berbagai gaya diksional dalam struktur yang relatif konsisten.

## Kesepadanan Makna: Sebuah Kompleksitas.

Apakah peralihan diksional dan perubahan konteks struktur selalu memiliki kesepadanan makna? Jawabannya adalah: tidak selalu. Terkadang, penyair sengaja menciptakan ketegangan antara diksi dan struktur untuk efek tertentu. Misalnya, menggunakan diksi yang ringan dan ceria dalam struktur yang biasanya digunakan untuk tema-tema berat, atau sebaliknya.

Kesepadanan makna antara diksi dan struktur bukanlah sesuatu yang mutlak, melainkan sebuah spektrum. Di satu ujung spektrum, kita memiliki puisi di mana diksi dan struktur bekerja dalam harmoni sempurna. Di ujung lain, kita memiliki puisi di mana ketidaksesuaian antara diksi dan struktur justru menjadi sumber makna dan keindahan.

Alih-alih adalah,
peralihan diksional dan konteks struktur dalam puisi memiliki hubungan yang kompleks dan dinamis. Keduanya tidak selalu memiliki kesepadanan makna, dan justru dalam ketidaksepadanan itulah sering kali muncul keunikan dan kekuatan sebuah puisi. Pemahaman akan kompleksitas ini penting bagi para kritikus sastra, penyair, dan penikmat puisi untuk dapat mengapresiasi secara lebih mendalam kekayaan makna yang terkandung dalam sebuah karya puisi.

## Referensi

https://www.poetryinternational.com/en/poets-poems/poems/poem/103-23704_PAMAN-DOBLANG

1. Eagleton, T. (2007). *How to Read a Poem*. Blackwell Publishing.

2. Leech, G. N. (2014). *A Linguistic Guide to English Poetry*. Routledge.

3. Perloff, M. (1991). *Radical Artifice: Writing Poetry in the Age of Media*. University of Chicago Press.

4. Preminger, A., & Brogan, T. V. F. (Eds.). (1993). *The New Princeton Encyclopedia of Poetry and Poetics*. Princeton University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun