Rebab "Kerinduan" dalam konteks semiotika kultural Minangkabau berfungsi sebagai penanda peristiwa yang kaya makna. Melalui suara, konteks penggunaan, dan interaksi dengan elemen pertunjukan lainnya, rebab ini menjadi medium yang powerful dalam mengkomunikasikan dan menegosiasikan makna kultural. Pemahaman tentang peran semiotik rebab "Kerinduan" ini tidak hanya memperkaya apresiasi terhadap seni pertunjukan Minangkabau, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana masyarakat Minangkabau memahami dan mengekspresikan konsep-konsep kultural yang penting bagi mereka.
**Referensi:**
[^1]: Sastra, A. I. (2018). Estetika Hegemoni Talempong Pacik dalam Upacara Batagak Panghulu di Minangkabau. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 19(1), 35-45.
[^2]: Hajizar. (2019). Seni Pertunjukan Tradisi Lisan Minangkabau: Rebab Pesisir Selatan. Jurnal Humanus, 18(1), 55-66.
[^3]: Ediwar. (2021). Revitalisasi dan Reaktualisasi Musik Tradisional Minangkabau sebagai Identitas Budaya Bangsa. Jurnal Ekspresi Seni, 23(1), 1-15.
**Referensi:**
[^1]: Suryadi. (2016). The Recording Industry and 'Regional' Culture in Indonesia: The Case of Minangkabau. Wacana, 17(1), 1-31.
[^2]: Hajizar. (2019). Seni Pertunjukan Tradisi Lisan Minangkabau: Rebab Pesisir Selatan. Jurnal Humanus, 18(1), 55-66.
[^3]: Sastra, A. I. (2017). Estetika Hegemoni Talempong Pacik dalam Upacara Batagak Panghulu di Minangkabau. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 18(1), 27-39.
[^4]: Ediwar. (2020). Revitalisasi dan Reaktualisasi Musik Tradisional Minangkabau sebagai Identitas Budaya Bangsa. Jurnal Ekspresi Seni, 22(1), 1-15.
RRI.  https://www.rri.co.id/daerah/662889/rabab-pasisie-alat-musik-khas-minangkabau-yang-bersejarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H