Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Israilliyyat dan Perjalanan Sebuah Kaum Menuju Lembah yang Subur Surgawi

8 Oktober 2024   09:57 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:20 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isra'illiyyat dan Perjalanan Sebuah Kaum Menuju Lembah yang Subur dan Surgawi.

Kalam. Sindo.

Dalam diskursus Islam, istilah "Isra'illiyyat" merujuk pada narasi dan tradisi yang berasal dari sumber-sumber Yahudi dan Kristen yang telah meresap ke dalam literatur Islam. Istilah ini secara harfiah berarti "hal-hal yang berkaitan dengan Bani Israel". Meskipun banyak ulama memandang Isra'illiyyat dengan skeptisisme, narasi-narasi ini telah memperkaya wacana tafsir Al-Qur'an dan hadits, seringkali memberikan detail tambahan pada kisah-kisah yang hanya disinggung secara singkat dalam teks-teks Islam.

Salah satu narasi yang paling menarik dalam tradisi Isra'illiyyat adalah perjalanan Bani Israel menuju "tanah yang dijanjikan", sebuah lembah yang digambarkan sebagai tempat yang subur dan surgawi. Kisah ini, yang berakar pada Kitab Keluaran dalam Perjanjian Lama, memiliki resonansi yang mendalam dalam tradisi monoteistik.

Perjalanan ini dimulai dengan eksodus besar-besaran dari Mesir di bawah kepemimpinan Nabi Musa (dalam Islam) atau Moses (dalam Yahudi dan Kristen). Setelah berabad-abad hidup dalam perbudakan, Bani Israel akhirnya dibebaskan melalui serangkaian mukjizat yang menakjubkan, termasuk terbelahnya Laut Merah.

Namun, perjalanan menuju tanah yang dijanjikan tidaklah mudah. Selama empat puluh tahun, kaum ini mengembara di padang gurun, menghadapi berbagai cobaan dan ujian iman. Kisah-kisah tentang manna yang jatuh dari langit, air yang memancar dari batu, dan ular-ular berbisa yang menyerang mereka yang kehilangan iman, semua menjadi bagian dari narasi besar ini.

Dalam tradisi Islam, perjalanan ini sering ditafsirkan sebagai metafora spiritual. Padang gurun melambangkan kesulitan dan cobaan hidup, sementara tanah yang dijanjikan mewakili kedekatan dengan Allah dan keselamatan akhirat. Ujian-ujian yang dihadapi Bani Israel dipandang sebagai pelajaran tentang kesabaran, ketabahan, dan pentingnya mempertahankan iman dalam menghadapi kesulitan.

Gambaran tentang "lembah yang subur dan surgawi" dalam konteks ini memiliki makna yang mendalam. Ini bukan hanya tentang kelimpahan material, tetapi juga tentang pemenuhan spiritual. Dalam Al-Qur'an, tanah yang diberkahi ini disebut sebagai "ardh al-muqaddasah" atau tanah suci. Ini adalah tempat di mana banyak nabi telah tinggal dan berdakwah, menjadikannya pusat spiritualitas dan wahyu ilahi.

Namun, kisah ini juga mengandung peringatan. Meskipun Bani Israel dibimbing langsung oleh seorang nabi dan menyaksikan mukjizat-mukjizat luar biasa, sebagian dari mereka tetap berpaling dan menyembah berhala emas. Ini mengingatkan kita bahwa perjalanan spiritual memerlukan ketekunan dan komitmen yang konstan.

Dalam konteks modern, narasi ini tetap relevan. Ia berbicara tentang perjuangan universal manusia untuk menemukan makna dan tujuan hidup, tentang pencarian "tanah yang dijanjikan" dalam bentuk kebahagiaan, kedamaian, dan pemenuhan spiritual. Ini mengingatkan kita bahwa perjalanan seringkali sama pentingnya dengan tujuan, dan bahwa cobaan-cobaan yang kita hadapi dapat membentuk dan memperkuat karakter kita.

Kesimpulannya, kisah Isra'illiyyat tentang perjalanan menuju lembah yang subur dan surgawi bukan sekadar catatan sejarah atau legenda kuno. Ia adalah narasi yang kaya akan simbolisme dan pelajaran, menawarkan wawasan tentang perjuangan manusia, kekuatan iman, dan janji akan pembaruan dan penebusan. Dalam dunia yang sering terasa gersang dan menantang, kisah ini terus menginspirasi harapan akan "tanah yang dijanjikan" - baik itu dalam bentuk keadilan sosial, kedamaian global, atau pencerahan spiritual.

Tema "Isra'illiyyat dan Perjalanan Sebuah Kaum Menuju Lembah yang Subur dan Surgawi" menggabungkan konsep Isra'illiyyat dengan narasi perjalanan Bani Israel menuju Tanah Perjanjian. Mari kita telusuri referensi-referensi yang relevan:

Refrensi.


1. Al-Qur'an:
   - Surah Al-Maidah (5): 21-23 - Menceritakan perintah Allah kepada Bani Israel untuk memasuki tanah suci.
   - Surah Al-A'raf (7): 137 - Menggambarkan warisan tanah yang diberkahi untuk Bani Israel.

2. Tafsir Ibn Kathir:
   - Dalam tafsirnya, Ibn Kathir membahas ayat-ayat tersebut, sering mengutip riwayat Isra'illiyyat untuk memberikan detail tambahan.

3. "Al-Isra'iliyyat wa al-Mawdu'at fi Kutub at-Tafsir" karya Muhammad bin Muhammad Abu Shahbah:
   - Buku ini menganalisis secara kritis penggunaan Isra'illiyyat dalam tafsir Al-Qur'an.

4. "Al-Isra'iliyyat fi at-Tafsir wa al-Hadith" karya Muhammad Husayn adh-Dhahabi:
   - Menyajikan studi komprehensif tentang Isra'illiyyat dalam tradisi Islam.

5. Kitab Perjanjian Lama:
   - Kitab Keluaran: Menceritakan perjalanan Bani Israel keluar dari Mesir.
   - Kitab Yosua: Menggambarkan masuknya Bani Israel ke Tanah Perjanjian.

6. "Stories of the Prophets" karya Ibn Kathir:
   - Menyajikan narasi tentang nabi-nabi, termasuk Musa dan perjalanan Bani Israel.

7. "Qisas al-Anbiya'" karya Ath-Tha'labi:
   - Kumpulan cerita para nabi yang sering mencakup elemen Isra'illiyyat.

8. "The Bible, the Qur'an and Science" karya Maurice Bucaille:
   - Membandingkan narasi Alkitab dan Al-Qur'an, termasuk kisah Bani Israel.

9. "Muslim Exegesis of the Bible in Medieval Cairo" karya Walid Saleh:
   - Mengeksplorasi bagaimana sarjana Muslim menggunakan sumber-sumber Yahudi dalam tafsir mereka.

10. "Intertwined Worlds: Medieval Islam and Bible Criticism" karya Hava Lazarus-Yafeh:
    - Membahas hubungan antara tradisi tafsir Islam dan Yahudi.

11. "Biblical Figures in Islamic Tradition" karya Brannon M. Wheeler:
    - Menganalisis bagaimana figur-figur Alkitab direpresentasikan dalam literatur Islam.

12. Jurnal akademik:
    - "Journal of Qur'anic Studies" sering memuat artikel tentang Isra'illiyyat dan pengaruhnya dalam tafsir.
    - "Arabica" juga sering menerbitkan studi tentang interaksi antara tradisi Yahudi dan Islam.

13. "The Children of Israel in the Qur'an and Exegesis" karya Uri Rubin:
    - Artikel ini mengeksplorasi representasi Bani Israel dalam Al-Qur'an dan tafsir.

14. "Isra'iliyyat: The Making of the Islamic Holy Land" karya Zayde Antrim:
    - Membahas bagaimana narasi Isra'illiyyat membentuk konsepsi Muslim tentang Tanah Suci.

15. "The Land of Israel in Islamic Religious Tradition" karya Moshe Sharon:
    - Mengeksplorasi pandangan Islam tentang Tanah Israel dan signifikansinya dalam tradisi Muslim.

16. "Muslim Writers on Judaism and the Hebrew Bible: From Ibn Rabban to Ibn Hazm" karya Camilla Adang:
    - Menyajikan analisis tentang bagaimana penulis Muslim awal memahami dan menginterpretasikan tradisi Yahudi.

17. "The Qur'an and Its Biblical Subtext" karya Gabriel Said Reynolds:
    - Meneliti hubungan antara Al-Qur'an dan tradisi Alkitab, termasuk narasi tentang Bani Israel.

18. "Islamic Exegesis of the Bible" karya Walid Saleh dalam "The New Cambridge History of the Bible":
    - Memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana sarjana Muslim menafsirkan Alkitab.

19. "The Bible in Arabic: The Scriptures of the 'People of the Book' in the Language of Islam" karya Sidney H. Griffith:
    - Membahas terjemahan dan interpretasi Alkitab dalam konteks Arab-Islam.

20. "The Fertile Crescent: Gender, Art, and Society" karya Judith E. Tucker:
    - Meskipun fokus utamanya bukan pada Isra'illiyyat, buku ini memberikan wawasan tentang konsep "lembah yang subur" dalam konteks budaya dan sejarah Timur Tengah.

21. "Paradise and Hell in Islamic Traditions" karya Christian Lange:
    - Membahas konsep surga dalam Islam, yang dapat dikaitkan dengan gagasan "lembah yang surgawi".

22. "The History of al-Tabari" (Tarikh al-Tabari):
    - Karya sejarah monumental ini sering mengandung narasi yang terkait dengan Isra'illiyyat dan perjalanan Bani Israel.

23. "The Life of Muhammad" karya Ibn Ishaq (terjemahan A. Guillaume):
    - Meskipun fokus utamanya adalah biografi Nabi Muhammad, buku ini juga mengandung banyak referensi tentang Bani Israel dan narasi Alkitab.

24. "Jews and Arabs: Their Contacts Through the Ages" karya S.D. Goitein:
    - Memberikan perspektif historis tentang interaksi antara tradisi Yahudi dan Arab-Islam.

Referensi-referensi ini memberikan berbagai sudut pandang dan analisis mendalam tentang tema "Isra'illiyyat dan Perjalanan Sebuah Kaum Menuju Lembah yang Subur dan Surgawi", mencakup aspek teologis, historis, dan komparatif dari topik tersebut.

https://www.scribd.com/document/777439058/Isra-Illiyyat-Dan-Perjalanan-Sebuah-Kaum-Menuju-Lembah-Yang

https://www.academia.edu/124524886/Israilliyyat_and_the_Journey_of_a_People_to_a_Fertile_and_Heavenly_Valley_Inggris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun