Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

La Li Lo Le - Nina Bobo' Ineme Keke.

29 September 2023   16:48 Diperbarui: 30 September 2023   21:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

La Li Lo Le - Nina Bobo' Ineme Keke.

Oh,

"La li lo Le ..."

"Nina Bobo' Ineme Keke!"

Suminten putri cantik harapan bangsa

Penggoda hasrat buaya melata

Bangsa lelaki 

Suminten,

Pandai mengaji pandai bahasa

Sesekali, merokok pula -seperti artis barat

Di film Cina.

Oh,

"La li lo Le ..."

"Nina Bobo' Ineme Keke!"

Suminten ahoi!, Aloha!, Amboi!

Putri cantik pandai memasak 

Jujur dan api di atas kasur mendidihkan  nafsu birahi para lelaku -para pria, rembulan dan lelaki.

Suminten binti Mahmud -

Tak ubah merek dagang sebuah barang mahal yang di pajang di Matahari store

Produksi Perancis, yang (ntuk) dipakai di hari raya. Tak, punya pun tak bisa apa-apa

Seperti, beberapa barang dan kata-kata yang memang tak bisa disimpan. "Sebab, untuk apa menyimpan luka?" Seperi sampah dan hajat pagi hari.

Oh,"

"La li lo Le ..."

"Nina Bobo' Ineme Keke!"

Suminten, bidadari bagai lu'bah, bendera dikibar para pengibar, di hari merdeka. -sayu mati mata seorang lelaki, dengan tongkat tak lagi dapat menumpu harga diri, "oh, Musa!, A.S" :

Pinjamilah tongkatmu!, Padanya, pada hasratnya menjadi pemimpi, Putri cantik harapan Nusa, lelaka, perjaka,

"Sang Zaki!"

Oh,

"La li lo Le ..."

"Nina Bobo' Ineme Keke!"

Suminten mandi di kali Gangga 

Bersanggul, dan sari jelita, kemarau banjir liur jejaka, lelawa malam tertawa-tawa.

Oh,

"La li lo Le ..."

"Nina Bobo' Ineme Keke!"

Suminten putri cantik harapan bangsa

Penggoda hasrat buaya melata

Bangsa lelaki 

Suminten,

Pandai mengaji pandai bahasa

Sesekali, merokok pula -seperti artis barat

Di film Cina.

Suminten, singkirkan kutu-kutu di atas rambut kenangan, pahit rasa jendela, membasuh hari di kali Gangga dengan debu dan sampo ketengan, kala sinar senja tenggelam di Sumatera.

Bak air di tepi danau - lelaki tiada terasa

Mengiris jari-jemari, Yusuf dan Zulaikha, cinta telah memilih deritanya, sendiri.

Dan,

"Ternyata, buaya ada yang betina?!"

"Hah!"

?


A.W. AL-FAIZ

Halawi. Di tepi,

Tanjung Karang, 29 September 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun