Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Altar Layar Ponsel

27 September 2023   05:48 Diperbarui: 27 September 2023   05:49 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Altar Layar Ponsel.

0/.

Seperti sembahyang pada altar sebuah kuil

Di hadapan layar ponsel itu, sebatang rokok jambu menjadi dupa abadi atas doa, yang kau pinta, dan ucapkan dalam bahasa batin, sebagai bahasa ilahimu.

Tahun-tahun, politik kampanye para calon kandidat jabatan, bak pedagang kaki lima yang riuh menjaja.

1/.

Sebuah gambar nama Tuhan. Jadi jimat-

Menepis kesialan nasib para petaruh.

Sebuah video pendek yang merekam jejak air yang mengalir dari wudhu' yang terakhir dalam kampanye-

Menjelang tanah air mensucikan- batinnya dari kotoran mengurainya menjadi humus, penumbuh homo homonis lupus, - setiap serigala mengatakan orang lainnya adalah hal anjing. Mencabik tulang belulang dengan Lolong yang panjang dari dalam tungku penyamun gurun pasir. Memasakmu hingga tanak, dengan mengasapi bendera partai Bonek.

2/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun