0/.
Seperti sembahyang pada altar sebuah kuil
Di hadapan layar ponsel itu, sebatang rokok jambu menjadi dupa abadi atas doa, yang kau pinta, dan ucapkan dalam bahasa batin, sebagai bahasa ilahimu.
Tahun-tahun, politik kampanye para calon kandidat jabatan, bak pedagang kaki lima yang riuh menjaja.
1/.
Sebuah gambar nama Tuhan. Jadi jimat-
Menepis kesialan nasib para petaruh.
Sebuah video pendek yang merekam jejak air yang mengalir dari wudhu' yang terakhir dalam kampanye-
Menjelang tanah air mensucikan- batinnya dari kotoran mengurainya menjadi humus, penumbuh homo homonis lupus, - setiap serigala mengatakan orang lainnya adalah hal anjing. Mencabik tulang belulang dengan Lolong yang panjang dari dalam tungku penyamun gurun pasir. Memasakmu hingga tanak, dengan mengasapi bendera partai Bonek.
2/.
Oh, Tuhan berikan aku sekerat daging lagi dari hewan taring yang buas untuk, kuberi makan keledai dan burung dalam genggaman ini.
3/.
Hari di kota mati lampu.
Sebuah, kelam dalam gelap, dan secercah sinar terang, di altar di layar ponselmu.Â
Sebatang rokok jambu yang masih menyala, seperti dupa memberi makan para ruh-ruh ghaib para leluhur.
A.W. AL-FAIZ
Halawi.
Bandar Lampung, 27 September 2023.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H