Mohon tunggu...
Nur Muhammad
Nur Muhammad Mohon Tunggu... -

Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hasil Mediasi KPI, Umat Islam dan Trans 7: Khazanah Berjanji Akan Ubah Konten

19 April 2013   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:58 7992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendapat aduan dari umat Islam di Indonesia terkait penayangan acara khazanah di Trans 7 yang diduga telah menyimpang dari ajaran dakwah tauhid yang benar, akhirnya  KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) memanggil pihak Trans 7 untuk melakukan mediasi dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan beberapa Ormas Islam seperti Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Front Pembela Islam (FPI) serta umat Islam lainnya. Acara itu berlangsung pada hari Rabu (17/4) di gedung KPI Pusat, Jakarta.

Diawal pertemuan, Ketua KPI Pusat, Mochamad Riyanto, dan Komisioner KPI Pusat bidang Kelembagaan, Idy Muzayyad, yang juga didampingi Wakil Ketua KPI Pusat, Ezki Suyanto, menyampaikan maksud serta tujuan diadakannya pertemuan tersebut.

“Kami KPI selalu menerima pengaduan yang masuk kepada kami dan meresponnya dengan cepat. Sesuai dengan amanat UU dalam menerima pengaduan maka kami harus meresponnya. Kami sering melakukan dialog seperti ini dan ini cara kami dalam merespon semua aduan. Kami juga mengundang pihak yang berkompeten dalam hal ini MUI sebagai ahlinya. Semoga kita bisa menyikapi ini secara bijaksana. Itu yang kami sampaikan dalam mediasi dan klarifikasi seperti ini. Pendapat dan masukan akan kita respon dalam diskusi ini,” jelas Mochamad Riyanto.

Hal senada disampaikan Idy Muzayyad. Menurutnya, KPI akan merespon aduan masyarakat dan salah bentuknya dengan forum mediasi seperti ini. Dia berharap semua masukan dalam pertemuan tersebut bisa direspon baik dan bijaksana.

Umat Islam Protes Tayangan Khazanah Trans 7

Di dalam forum, KPI mempersilahkan umat Islam yang keberatan terhadap acara “Khazanah” guna menyampaikan pendapatnya. Umat Islam yang diwakili oleh KH. Thobary Syadzily, Habib Fachry Jamalullail, dan beberapa perwakilan ormas Islam lainnya ikut menyampaikan keluhan, pendapat sekaligus masukan. Secara garis besar, pihak yang mewakili umat Islam ini meminta Trans 7 untuk memperbaiki apa yang dikeluhkan dan meminta maaf atas keberatan yang disampaikan.

KH Thobary Syadzily yang  juga mewakili  umat Islam Ahlussunnah wal Jama'ah meminta Tim Khazanah Trans7 mengakui ideologi aliran, dan akhirnya mereka semua berikrar dan mengakui dengan sungguh-sungguh bahwa mereka adalah penganut Ahlussunnah wal Jama’ah, ahli tahlil, ahli tawassul, ahli maulid dan ahli sholawat. Kecuali hanya dua orang dari pihak ‘Khazanah’ yang tampaknya bersikukuh menolak dan tidak mau berikrar.

Khazanah Meminta Maaf Kepada Seluruh Umat Islam

Menanggapi keluhan tersebut, Titin Rosmasari, Pemimpin Redaksi Trans 7, menyatakan tidak ada maksud apapun dari penayangan yang dikeluhkan dan pihaknya meminta maaf atas hal itu dan segera akan memperbaikinya. “Kami membuka diri dengan ini dan ini menambah ilmu kami untuk terus belajar,” katanya, seperti dikutip kpi.go.id.

Pihak Khazanah Trans 7 pun sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf apabila di dalam penayangan program Khazanah  masih ada kesalahan baik narasi maupun visual yang menyinggung dan menyakiti ummat Islam di Indonesia khususnya Ahlussunnah wal Jama’ah dan akan lebih berhati-hati lagi dalam membahas suatu masalah agama dalam penayangan di program Khazanah.

Khazanah Akan Ubah Konten 180 Derajat

Selain itu, pihak Trans7 akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki dan membenahi tayangan Khazanah dan berjanji akan mengganti episode yang memicu kontroversi dengan episode ralat. Episode ralat akan ditayangkan secara bertahap dalam empat pekan ini, sebagai klarifikasi atas episode yang memicu keresahan masyarakat tersebut.

Setelah mediasi di KPI, Trans7 berikrar akan mengubah konten dalam acara tersebut. "Kami akan lebih hati-hati memilih tema dan konten," ujar Pemimpin Redaksi Trans7 Titin Rosmasari, seperti yang tertulis di Republika. Pihaknya pun siap melakukan perbaikan dan evaluasi terkait konten yang dianggap meresahkan masyarakat. Titin juga berjanji akan menghindari tema-tema yang kontroversial dan memilih tema yang lebih umum.

Untuk itu, kata dia, dengan adanya mediasi yang dilakukan oleh KPI ini, Trans7 dapat belajar pada kesalahannya. Ke depannya, ada niatan untuk mengubah konten dan materi yang lebih menghargai perbedaan pendapat. Titin menegaskan, secara konsep, judul, dan program tidak berubah. Trans7 akan lebih berhati-hati dalam pemilihan tema dan konten.

Kebohogan Arrahmah.com dan GemaIslami.com

Pernyataan langsung dari Pemimpin Redaksi Trans 7 ini menepis kebohongan atas media-media tertentu yang bertolak belakang dengan hasil kesepakatan bersama. Situs berita "Islami" seperti Arrahmah.com dan GemaIslami.com yang tampaknya sudah terbiasa dengan berita-berita propagandanya berusaha memanipulasi hasil pertemuan kesepakatan antara KPI, Khazanah Trans 7, dan umat Islam. Dan Alhamdulillah, umat Islam di Indonesia ternyata tidak terpengaruh atas pernyataan Arrahmah.com dan yang sejenisnya.

Untuk itu, umat Islam sebaiknya hati-hati dengan berbagai media yang menggunakan simbol-simbol Islam. Bisa jadi media-media tersebut hanyalah propaganda yang mau memecah belah umat Islam. Tetap jaga kerukunan dan ukhuwah islamiyyah demi kemajuan bersama umat Islam sendiri.

Saat ini, KPI Belum Beri Sanksi Khazanah

Mengenai sanksi yang akan dijatuhkan kepada Khazanah Trans7, Idy menjelaskan bahwa dalam kasus ini Trans 7 belum diberikan sanksi karena dalam mediasi stasiun televisi milik pengusaha Chairul Tanjung itu akan memperbaiki materi siarannya. "Kami juga mengingatkan, untuk penayangan hal-hal yang bersifat khilafiyah sebaiknya dihindari karena akan memicu keresahan berbagai pihak," ujarnya.

Dalam Pasal 7 peraturan KPI tentang Standar Program Siaran (SPS) disebutkan bahwa materi agama pada program siaran wajib tidak berisi serangan, penghinaan, pelecehan terhadap pandangan dan keyakinan antar atau dalam agama tertentu, serta menghargai etika hubungan antarumat beragama.

Dalam pasal tersebut juga dijelaskan untuk menyajikan muatan yang berisi perbedaan pandangan atau paham dalam agama tertentu secara berhati-hati, berimbang, tidak berpihak, dengan narasumber yang kompeten dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ke depannya, KPI akan terus memonitor tayangan Khazanah tersebut, apakah Trans7 tetap membandel menayangkan program yang kontroversial atau akan berubah. Jika acara Khazanah tetap menayangkan konten yang kontroversial maka KPI akan melakukan rapat pleno dan memberi sanksi berupa teguran hingga pemberhentian  sementara tayangan.

Semoga Khazanah dapat kembali ke ajaran Islam yang benar dan terbebas dari paham-paham sesat lagi menyesatkan. Umat Islam dihimbau untuk terus memantau acara Islam di televisi-televisi dan bersifat kritis terhadap tayangan yang mengajarkan penyimpangan-penyimpangan dan yang bersifat memecah belah umat Islam dan antarumat beragama.

(berbagai sumber/republika/arrahmah/kpi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun