Sanggupkah engkau mendampingiku begitu rupa?
Mungkin aku suami yang kuno dan tak bisa jaga citra.
Tapi , itulah aku. Segenap jiwaku terpatri.
Untuk keabadian masa.
Yang kita perjuangkan bersama.
Saat pintu Syurga terbuka dan kita pun disambut mesra.
Jadi, pilihlah yang mana?
Dunia  yang hiruk pikuk oleh kepentingan sesaat.
Atau menata kita dan anak-anak untuk keabadian bahagia.
Menikmati segarnya kafur yang kita teguk bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!