Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka atau Mati

13 November 2020   10:49 Diperbarui: 13 November 2020   10:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita pernah tiada, bukan..tetapi hanya bersemayam di dunia tanpa nama.

Bahkan kita tak tahu bahwa kita ada.

Sadar, hanyalah tangisan pembuka urat kehidupan.

Sembari ingat kita pernah ditepuk malaikat

Ingatkan perjanjian kita di dunia awal.

untuk apa kita berada.

Bukan mengejar emas, berlian, tahta atau wanita.

Bukan mencari pujian, pangkat atau kehebatan.

Kita merdeka untuk memujaNya.

Bukan jadi budak yang dibelenggu uang and cinta.

Kita merdeka untuk selalu bersholawat kepada kekasihNya.

Bukan mencari penyembah berupa jabatan dan kekuasaan.

Hidup kita ditentukan oleh kalimahNya.

Seteguh itu kita memegang, seerat itu kita berjuang.

Karena setiap nafas adalah pertanggungjawaban.

Maka seketika kau bermaksiat , segeralah meminta ampunan.

Bila kita mengejar semua kemewahan dan lupa padaNya.

Maka kita seperti mati sebelum menuju kehidupan ke dua.

Namun bila kemewahan itu jadi jembatan kita bersinergi dengan kemanusiaan.

Tidak membuat kita terlena oleh emas dan mutiara, maka boleh kita berada.

Merdeka atau mati itu yang tentukan kita sendiri.

Kita ingin hiruk pikuk pada mejikuhibiniu dunia.

Atau perlahan siapkan kekayaan spiritual berupa doa dan pengabdian.

Jangan lupa mengaji itu membuat kita jauh dari kejahiliyahan modern

Jangan terlena oleh pujian karena jabatan, prestasi dan pangkat.

jangan lupa oleh kesibukan bermaksiat hingga lupa hakekat.

Semampang masih ada pengingat , bersegeralah berangkat.

Karena maut tak kenal kita untuk menuntut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun