Angin menerpaku perlahan di siang bolong
Panas membias , ragu hatiku melangkahkan
Namun kupastikan menemuimu , walau cemas menggelayut
Siapakah engkau ? Tak aku kenal benar
Paduan ragam pewayangan
Membingkai wajah dan padukan pualam
Semburat sinarnya sempurnakan perumpamaan
Sendu pandangan , buyarkan harapanÂ
Berjalan dalam doa dan harap cemas
Tak percaya siapa  di depan , tanpa alas
Kakiku terantuk batu, dan aku tersadar
Aku sedang di bumi ,bersamamu
Adakah aku salah menapaki jalan pematang ?
Adakah lurus jalan yang kulalui tanpa sadar ?
Permintaanku hanya satu
Jaga aku, lindungi aku dari semua pesona itu
Ku bangkit dan berdiri menepikan mimpi
Gemericik air , menunda langkah kaki
Masih ada kamu berdiri mematung
Kupandang langit, tak sanggup menghamba
Berlari kecil, melesat menuju bintang di langit
Tapakkan jejak tangan dan kaki, penanda masa
Memutar semua memori dan romantika
Bahwa tak ada yang tak disengaja olehNya
Aku tak sanggup bertahan melukis sendirian
Tanganku letih, fikiranku tak karuan
Ideku tak berbentukÂ
Siluet itu sangat menggangguku semalaman
Sudikah kau berhenti sejenak
Dan temaniku selesaikan lukisan
Atau sekedar memberi warna temaram
Agar tak hampa saat ku bingkai perasaan
Sudikah kau melihat kapan terakhir kita melukis bersama
Dan kau janjikan aneka rupa panorama dalam banyak warna
Semua seperti hangus terbakar api semalam
Hilang tanpa makna dan tanpa kesan