Kau sanding namamu di deretan para jutawan, aku geli melihatmu terobsesi
Sepanjang waktu ceritamu tentang berapa banyak orang kau tolong
Tapi aku ragukan ihlasmu karena banyak bohong
Berderet kalimat buktikan satu demi satu tipuanmu mulai terkuak
Sampai kau tak mampu buktikan kebenaran di depanku, walau secuil
Apa kau tak percaya aku ? Apa kau jijik padaku?, katamu
Ku biarkan kau meracau bagai mabuk ciu dan anggur ratusan tahun
Kubiarkan angan liarmu menggapai kehebatan semu yang kau sombongkan
Aku percaya, aku tak jijik. Aku hanya ingin kamu ihlas bicara
Tak perlu merasa hebat bila memang belum mendapat
Tak perlu merasa wah bila memang  tak sedang megah