Hujan menangisi para perempuan
Detik-detiknya di atap seperti mengetuk hati mereka yang terluka
Guyur derasnya saat panas membakar, melukis kontra alam
Gerah bercampur cipratan air seberang jalan
*
Kubaca edisi berikutnya
Sesumbar itu telah membatu dan menfosil
Tak lagi ada suara gaduh riuh menyambutnya
Tak  ada lagi senyum yang memabukkan  dan kilatan mata
*
Dalam hitungan hari dia telah di terali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!