Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menemukanmu

3 April 2018   14:55 Diperbarui: 3 April 2018   15:01 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menemukanmu di suatu masa tak bertahun dan berwaktu

Dalam gelombang angin dan desingan penat padat merayap

Menata mata dan hati agar tak berontak

Atas titah sang nasib yang masih di bawah , belum mengepak

Menemukanmu bagai menahan gelombang dahsyat keingintahuan

Tentang angan dan masa depan semua orang

Menata masa dan berbalur kekhawatiran

Apakah esok kita kan jelang ?

Membaui apa yang ada dalam genggaman nasib

Mencoba merasa, tapi seakan aku tak berkutik

Saat kalimat demi kalimat tajam menukik

Dalam suara lembut , dalam dan penuh tahkik

Sejenak aku berhenti dari berjalan

Saat semua ramai berbincang

Tentang segala hal, tugas dan pertemanan

Dan kutemui dialog panjang merentang

Ah, siapa dia, dari langit mana asalnya

Ah, seperti kutempuh perjalanan panjang sesaat

Menyelamimu yang aku belum tahu, aku takut tersesat

Sekedar menyapa ataukah meminta waktu berhenti mencatat

Sult ku ungkap harus bagaimana

Seakan  aurora datang begitu saja

Cahayanya menembus pekat malam

Dan memaksaku tak bisa terpejam

Sulit kukatakan aku harus bagaimana

Melihatnya dan melukiskan di ujung pena

Ataukah menuliskan puisi di awan

Dan diterbangkan angin semalaman

Itulah dia, pelukis pena , impian orang

Menghitung burung terbang dari jarak hanya sekilan

Menerawang laut dan hutan lepas sepanjang jalan

Melukis asap pesawat dalam hempasan tugas yang terus berjalan

Itulah dia, pelukis kepandaian

Mematut diri dalam dambaan semua orang

Agar lolos segala daya dan usaha serta ujian

Menuju pangkat tertinggi atau yang ditinggikan

Bila engkau lelah, segeralah mengalah untuk secangkir kopi

Bila engkau capek, segeralah menghijaukan pandangan mata kemari

Agar kau sambut lagi semangat hidup untuk berbagi

Agar kau bijakkan semua yang tak terurus dan terus memberi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun