Gagasan penyatuan pulau Leti, Moa, Lakor melalui jalur darat pertama-tama harus dilihat sebagai bagian dari upaya menghidupkan dan menggairahkan pertumbuhan ekonomi Masyarakat Maluku Barat Daya. Pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antar ketiga pulau tentu akan berdampak terhadap kemudahan mobilitas perekonomian masyarakat di daerah ini.Â
Dengan adanya kemudahan mobilitas masyarakat antar ketiga pulau jelas akan berdampak terhadap peningkatan permintaan kebutuhan baik sandang, pangan maupun papan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Meningkatnya tuntutan pengadaan kebutuhan masyarakat, akan menumbuhkan keberminatan para pengusaha untuk memasok secara massif produk-produk sandang, pangan maupun papan yang dibutuhkan oleh masyarakat.Â
Pemasokan bahan kebutuhan sandang, pangan dan papan secara massif di daratan Leti, Moa, Lakor akan juga mendorong masyarakat kepulauan lainnya yang tercover dalam wilayah otoritas Kabupaten Maluku Barat Daya untuk membelanjakan kebutuhan pokoknya bukan lagi ke Kupang dan atau ke Ambon melainkan ke pusat Kabupaten MBD.
Penyatuan pulau Leti, Moa dan Lakor juga harus dilihat sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Pusat Kabupaten Maluku Barat Daya sebagai pusat kegiatan perekonomian Masyarakat MBD. Keberhasilan penyatuan ketiga pulau dimaksud akan menstimuli kegiatan perdagangan di wilayah ini. Hal ini akan turut meningkatkan gairah masyarakat lokal yang tersebar di setiap kecamatan kepulauan MBD untuk memasok/memasarkan produk-produk pertanian, perikanan dan juga peternakan unggulan khas MBD ke pusat kabupaten MBD sehingga hal ini akan semakin menghidupkan perekonomian Kabupaten Maluku Barat Daya oleh karena adanya eskalasi kegiatan perekonomian di pusat Kabpaten MBD (Leti, Moa dan Lakor)
Keberhasilan untuk mengeksekusi gagasan penyatuan pulau Leti, Moa, Lakor akan menjadikan Maluku Barat Daya Sebagai Kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang pusat kabupatennya tebentuk dari tiga gugusan pulau berbeda.Â
Penyatuan The Three Mascot Islands of MBD (Tiga Pulau Maskot MBD) tersebut akan juga memberikan dampak terhadap keberminatan masyarakat luar untuk mengunjungi dan melihat langsung The Three Mascot Island of MBD. Hal ini jelas akan berdampak pada perkembangan sekor parawisata Maluku Barat Daya.Â
Langkah selanjutnya adalah dibutuhkan kejelian, kreativitas, good will bahkan juga courage dari pemerintah daerah untuk membangun dan menata infarstruktur keparawisataan yang bisa semakin menumbuhkan keberminatan masyarakat luar untuk berwisata ke Kabupaten Maluku Barat Daya. Perkembangan sektor parawisata Kabupaten Maluku Barat Daya pastinya akan juga memberi dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Maluku Barat Daya.
Kesediaan pemerintah pusat dan daerah untuk menindaklanjuti gagasan penyatuan Pulau Leti, Moa dan Lakor menjadi The Three Mascot Islands of MBD merefleksikan komitmen pemerintah untuk membangun wilayah perbatasan yang terisolir secara serius, sekaligus sebagai bagian dari upaya untuk mengafirmasi keberpihakan pemerintah terhadap ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan.Â
Hal yang tidak kalah penting adalah di balik gagasan penyatuan The Three Mascot Islands of MBD terkandung Value of Pride as a Nation (Nilai Kebanggan Sebagai Bangsa); bahwa Indonesia mampu membangun seluruh wilayah teritori NKRI bahkan hingga ke daerah terpelosok/terisolir seperti Kabupaten Maluku Barat Daya. Penyatuan The Three Mascot Islands of MBD merupakan bagian dari pembuktian kapasitas diri Bangsa Indonesia.
MUNGKINKAH GAGASAN PENYATUAN THE THREE MASCOT ISLANDS OF MBD DIEKSEKUSI?
Penyatuan The Three Mascot Islands of MBD sangat mungkin direalisasikan. Dasar pertimbangannya adalah bahwa; Pertama, Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki potensi sumber daya alam (SDA; Potensi Pertambangan Blok Marsela) yang sangat besar yang mana jika potensi ini benar-benar dikelola dengan baik nantinya maka mestinya ada modalitas finansial fantastis yang bisa diperuntukan untuk pembangunan berbagai infrastruktur yang dipandang dapat menggairahkan perekonomian MBD termasuk juga pembangunan jembatan penghubung antar The Three Mascot Islands of MBD, asalkan modalitas finansial tersebut nantinya tidak dikorupsi oleh oknum pejabat MBD bermental koruptif.