Namun, menurut hemat penulis kesiapan peralihan energi fosil ke terbarukan merupakan satu kesiapan untuk negara maju tak tergantung lagi pada energi fosil sebagaimana energi batubara.Â
Negara-negara maju seperti Jerman untuk pengendalian emisi karbon menggunakan System Technology Carbon and Storage berfungsi mengurangi emisi carbon terdapat pada fosil.Â
Sehingga, alih-alih pemerintah menetapkan isu fenomenal emisi karbon dan transisi energi fosil ke terbarukan di Indonesia hanya merupakan isap jempol belaka, sebab agenda tersebut lebih bersifat politis ketimbang harmonis.Â
Kebijakan grand desain politik itu mengarah pemanfaatan hasil teknologi berbasis baterai implikasi terhadap iklim investasi dunia pertambangan Nickel jauh besar labanya ketimbang batubara saat ini merosot pada pasar global terutama Negara maju.
* Ditulis Oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah alumni mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar/ Mantan Ketua Umum Forum Mahasiswa Tambang Maluku Utara-Makassar.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI