Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rocky Gerung sang Kantian Modern

6 September 2020   00:33 Diperbarui: 6 September 2020   00:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rocky Gerung siapa yang tak kenal dengan nama ini, sosok pemuja netizen di tanah air sepanjang beberapa waktu ini, dikenal kekritisannya, dan melawan status quo pemerintah. Kerapkali ungkapan diutarakan tak sekedar menyinggung namun, membongkar segala tabir kelompok yang berkepentingan.

Satire yang hari-hari menjadi polemik di Negara ini ialah pernyataannya sekaligus pertanyaan bahwasannya Jokowi tidak paham pancasila (baca ;presiden RI) suatu argumentasi tak kosong akan makna melainkan argumen yang mampu dipertanggungjawabkan. Bahasa frontal Rocky Gerung dengan cepatnya menurunkan segala citra Jokowi selama ini, dianggap merakyat sebagai tanda representatif pancasilais.

Pria kelahiran Manado ini, sungguh menunjukkan kualitas sosok-sosok anak bangsa sebagaimana sosok Ratulangie, yang kini spiritnya diimplementasikan oleh salahsatu yakni Rocky Gerung.

Ungkapan cibiran kepada Jokowi sebagai tidak paham pancasila, mestinya menjadi bahan penting dalam mengevaluasi kembali jalannya demokrasi yang tumpul, demokrasi ini dianggap bagian utama kepentingan oligark kapitalisme.

Dengan kata lain terpilihnya Jokowi karena dipolitisir oleh kekuasaan oligark, sebaliknya, jika kesadaran presiden itu adalah keberpihakan pada rakyat maka tentu cibirannya berubah bahwasannya Jokowi paham Pancasila. 

Menariknya, argumen Rocky Gerung terhadap presiden dilandasi dalil logis konstruktif, sehingga mendukung berbagai pernyataannya. Antara paham pancasila dan tidak paham pancasila memiliki dasar pijakan sama, ungkap Rocky Gerung jika Jokowi paham pancasila maka dibuktikan oleh berbagai preferensi. 

Kedua, pernyataan Jokowi dapat diverifikasi secara fundamental, pernyataan yang menggugurkan dengan sendirinya klaim pancasilais, misal keadilan sosial (social justice), kesejahteraan (welfare state), persamaan hak dll. 

Naiknya penekanan biaya BPJS yang tak sebanding dengan pendapatan per kapita sebagian masyarakat tentu tak mencerminkan social justice, sosial equality, begitu pun persoalan lingkungan di mana Jokowi, bertentangan dengan prinsip envioreitment etichs, sebagaimana penghapusan amdal dalam proyek sebab mengganggu iklim investasi, kedua, mendahulukan eksekusi pembangunan ketimbang mengutamakan kajian aspek kelayakan.

Hal ini terjadi pada kasus rencana pemindahan ibukota. Kebijakan presiden tak berpihak pada keadilan sosial civil society. Dan keadilan lingkungan (envioreitment etichs).

Pernyataan Rocky Gerung hingga saat ini belum terdapat ada bantahan logis, akademis oleh rezim pemerintahan. Begitu banyak keputusan diambil berdasarkan sikap emosional yang mendegradasi nilai intelektualisme bangsa Indonesia.

Jika ditelisik ketidakmampuan rezim dalam membangun antitesis berbagai pernyataan Rocky Gerung, sebab, argumentasinya berdasar nalar kritis (Akal sehat). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun