Negara kecil yang punya segudang prestasi dan pengaruh besar di Asia Tenggara. Yap, bener banget, kita lagi ngomongin Singapura. Meskipun luas wilayahnya cuma sedikit lebih besar dari Jakarta, Singapura sukses jadi pusat perdagangan, bisnis, dan pariwisata yang dominan di kawasan. Buat kamu yang penasaran gimana caranya negara dengan wilayah sesempit itu bisa jadi kekuatan besar.
Singapura menjadi magnet global
Kalau ada perusahaan global yang mau ekspansi ke Asia, sering kali mereka milih Singapura sebagai markas. Singapura juga sering banget jadi tuan rumah acara-acara internasional. Mulai dari konser akbar dengan selebriti kelas dunia, balapan Formula 1 yang mewah, sampai eksibisi olahraga dengan fans besar di Asia, Singapura selalu jadi pilihan utama. Bahkan, penduduk dari negara-negara tetangga kayak Indonesia, Thailand, dan Malaysia berbondong-bondong datang ke Singapura buat nonton acara-acara keren itu.
Nah, kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa sih semua orang, termasuk perusahaan besar dan event organizer, pada milih Singapura? Rahasianya ada di beberapa keunggulan Singapura.
Keunggulan Singapura yang Bikin Negara Ini DilirikÂ
Buat kamu yang pernah ke Singapura, pasti udah nggak heran kenapa negara ini jadi pilihan utama. Singapura dikenal sebagai negara yang aman, teratur, dan tertib. Politiknya stabil, pajaknya murah, dan kualitas sumber daya manusianya (SDM) sangat baik. Infrastruktur di Singapura lengkap banget. Mau cari apa aja, semua tersedia. Dan nggak heran kalau sekarang penduduk Singapura punya IQ tertinggi di Asia Tenggara.
Padahal, kalau kita balik ke masa lalu, kondisi Singapura nggak seideal sekarang. Dulu, saat baru merdeka, banyak penduduk Singapura yang hidup dalam kemiskinan dan minim pendidikan. Mereka bahkan nggak punya sumber daya alam, dan sebagian besar air bersih harus diimpor dari Malaysia. Tapi lihat sekarang, Singapura berhasil jadi salah satu pusat ekonomi terkemuka di dunia. Kok bisa?
Transformasi Singapura : Dari miskin menjadi maju dan kaya
Tidak terlepas dari sejarah negara mungil satu ini yang bisa dibilang juga cukup unik. Singapura resmi merdeka pada 9 Agustus 1965. Tapi, uniknya, mereka bukan merdeka karena mengusir penjajah. Justru sebaliknya, mereka 'dilepas' oleh Malaysia. Sebelumnya, Singapura adalah salah satu provinsi di Malaysia, tapi hubungan keduanya nggak harmonis. Bahkan, sempat terjadi kerusuhan etnis besar pada tahun 1964 yang memperburuk situasi. Akhirnya, Singapura dipisahkan dari Malaysia dan harus berdiri sendiri sebagai negara kecil tanpa sumber daya.Â
Tantangan awal mereka dan langkah strategis nya
Setelah merdeka, Singapura dihadapkan pada banyak tantangan. Negara ini nggak punya sumber daya alam, kualitas penduduknya biasa-biasa aja, dan infrastrukturnya masih minim. Namun, dengan lokasi geografis yang strategis dan tekad yang kuat, Singapura mulai membuka diri untuk investasi asing.
Pada tahun 1965, saat Perang Dingin memuncak di Vietnam, Singapura menawarkan diri sebagai pelabuhan militer dan markas bagi kapal-kapal perang Amerika dan Inggris. Dengan menyewakan wilayah strategisnya, Singapura berhasil mengumpulkan dana 20 juta dolar, yang setara dengan 15% dari pendapatan nasional mereka waktu itu. Langkah ini menjadi awal kebangkitan ekonomi Singapura.
Kekuatan infrastruktur sebagai nadi ekonomi Singapura
Kita semua tau jika Singapura memiliki bandara kelas dunia yang TOP dan juga pelabuhan mereka termasuk yang tersibuk di dunia dalam pelayanan rute ekonomi dunia, atau biasa disebut sebagai jalur sutera nya.Â
Setelah Perang Vietnam berakhir, Singapura nggak berhenti. Mereka langsung merevitalisasi pelabuhan dan memperluas infrastruktur. Bekas markas angkatan laut Inggris disulap jadi Pelabuhan Sembawang. Mereka juga membangun dermaga baru di Jurong, Pasir Panjang, dan wilayah lainnya. Dengan teknologi bongkar muat yang canggih dan efisien, Singapura berhasil menjadi salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia, menghubungkan 123 negara.
Di tahun 1980-an, Singapura melanjutkan langkah besarnya dengan membangun Bandara Changi. Nggak cuma jadi bandara internasional, Changi juga dirancang untuk jadi ikon negara. Bandara ini menjadi salah satu yang paling modern, megah, dan sibuk di dunia. Selain sebagai pusat transportasi, Changi juga jadi simbol branding dan marketing Singapura kepada dunia internasional.
Bukan hanya infrastruktur, tata kota Singapura juga diatur dengan sangat baik. Ada spot khusus untuk belanja, wisata keluarga, pusat bisnis, dan tempat untuk acara internasional. Meskipun wilayahnya sempit, setiap jengkal tanah Singapura dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi yang optimal. Hal ini tentu saja didukung oleh kepastian hukum dan keamanan yang tinggi.
Di Singapura, korupsi ditangani dengan sangat serius. Para pelaku korupsi dihukum dengan berat, dan pelanggaran terhadap ketertiban umum bisa berujung pada denda yang nggak main-main. Selain itu, pajak di Singapura relatif rendah, yang menarik minat ribuan perusahaan besar untuk membuka cabang di negara ini.
Fokus pada pendidikan dan kualitas SDM
Di balik semua kemajuan ini, Singapura sadar bahwa modal utama mereka adalah kualitas SDM. Untuk itu, pemerintah mendirikan banyak sekolah kejuruan dan bekerjasama dengan perusahaan asing untuk melatih pekerja lokal di bidang teknik sipil, petrokimia, dan teknologi industri. Dengan begitu, para pekerja Singapura bisa menjadi tenaga ahli yang kompeten.
Singapura juga mengalihkan fokus ekonominya dari industri bernilai rendah seperti tekstil dan garmen ke industri canggih dan bernilai tinggi. Mulai dari bioteknologi, farmasi, perkapalan, hingga rekayasa perangkat lunak. Bahkan, Singapura kini menjadi pusat manufaktur elektronik terbesar di ASEAN, dengan lebih dari 60 perusahaan semikonduktor besar beroperasi di sana.
Kepemimpinan yang tegas
Semua keberhasilan ini tentu nggak lepas dari kepemimpinan yang tegas. Pemerintah Singapura dikenal dengan pendekatan "tangan besi" dalam menjalankan agenda pembangunan. Kebebasan berpendapat di Singapura lebih terbatas dibandingkan negara demokrasi lain. Pemerintah nggak segan-segan menindak pengkritik, provokator, atau pendemo yang dianggap bisa menghambat pembangunan.Â
Singapura telah membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, negara kecil tanpa sumber daya alam pun bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Kuncinya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang baik, kebijakan yang pro-investasi, serta penegakan hukum dan keamanan yang kuat. Meskipun ada kompromi dalam hal kebebasan berpendapat, namun stabilitas dan kemajuan ekonomi yang dicapai Singapura bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia.
Jadi, gimana menurut kamu? Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kesuksesan Singapura? Dan, apakah ada wilayah di Indonesia yang bisa dikembangkan untuk meniru keberhasilan Singapura? Yuk, kita diskusi di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H