Di tahun 1980-an, Singapura melanjutkan langkah besarnya dengan membangun Bandara Changi. Nggak cuma jadi bandara internasional, Changi juga dirancang untuk jadi ikon negara. Bandara ini menjadi salah satu yang paling modern, megah, dan sibuk di dunia. Selain sebagai pusat transportasi, Changi juga jadi simbol branding dan marketing Singapura kepada dunia internasional.
Bukan hanya infrastruktur, tata kota Singapura juga diatur dengan sangat baik. Ada spot khusus untuk belanja, wisata keluarga, pusat bisnis, dan tempat untuk acara internasional. Meskipun wilayahnya sempit, setiap jengkal tanah Singapura dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi yang optimal. Hal ini tentu saja didukung oleh kepastian hukum dan keamanan yang tinggi.
Di Singapura, korupsi ditangani dengan sangat serius. Para pelaku korupsi dihukum dengan berat, dan pelanggaran terhadap ketertiban umum bisa berujung pada denda yang nggak main-main. Selain itu, pajak di Singapura relatif rendah, yang menarik minat ribuan perusahaan besar untuk membuka cabang di negara ini.
Fokus pada pendidikan dan kualitas SDM
Di balik semua kemajuan ini, Singapura sadar bahwa modal utama mereka adalah kualitas SDM. Untuk itu, pemerintah mendirikan banyak sekolah kejuruan dan bekerjasama dengan perusahaan asing untuk melatih pekerja lokal di bidang teknik sipil, petrokimia, dan teknologi industri. Dengan begitu, para pekerja Singapura bisa menjadi tenaga ahli yang kompeten.
Singapura juga mengalihkan fokus ekonominya dari industri bernilai rendah seperti tekstil dan garmen ke industri canggih dan bernilai tinggi. Mulai dari bioteknologi, farmasi, perkapalan, hingga rekayasa perangkat lunak. Bahkan, Singapura kini menjadi pusat manufaktur elektronik terbesar di ASEAN, dengan lebih dari 60 perusahaan semikonduktor besar beroperasi di sana.
Kepemimpinan yang tegas
Semua keberhasilan ini tentu nggak lepas dari kepemimpinan yang tegas. Pemerintah Singapura dikenal dengan pendekatan "tangan besi" dalam menjalankan agenda pembangunan. Kebebasan berpendapat di Singapura lebih terbatas dibandingkan negara demokrasi lain. Pemerintah nggak segan-segan menindak pengkritik, provokator, atau pendemo yang dianggap bisa menghambat pembangunan.Â
Singapura telah membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, negara kecil tanpa sumber daya alam pun bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Kuncinya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang baik, kebijakan yang pro-investasi, serta penegakan hukum dan keamanan yang kuat. Meskipun ada kompromi dalam hal kebebasan berpendapat, namun stabilitas dan kemajuan ekonomi yang dicapai Singapura bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia.
Jadi, gimana menurut kamu? Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kesuksesan Singapura? Dan, apakah ada wilayah di Indonesia yang bisa dikembangkan untuk meniru keberhasilan Singapura? Yuk, kita diskusi di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H