Jenjang pendidikan yang tinggi memiliki hubungan yang positif dengan karir dan penghasilan. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin besar peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan tanggung jawab yang lebih besar, dan penghasilan yang lebih tinggi.Â
Sebuah studi yang dilakukan oleh OECD pada tahun 2021 menunjukkan bahwa orang-orang dengan gelar sarjana memiliki peluang 20% lebih besar untuk bekerja di sektor formal dan 10% lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayarkan dengan baik, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki gelar sarjana.
Studi juga dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan bulanan pekerja dengan pendidikan tinggi (strata 1 dan 2) adalah Rp12,5 juta, sedangkan rata-rata penghasilan bulanan pekerja dengan pendidikan rendah (strata 1 dan 2) adalah Rp4,5 juta.Â
Jenjang pendidikan tinggi memainkan peran integral dalam membentuk karir dan penghasilan seseorang.
 Pertama-tama, tingkat pendidikan yang tinggi memberikan akses pada peluang karier yang lebih luas dengan menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam, memungkinkan individu untuk menjelajahi berbagai bidang pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri.Â
Kedua, pendidikan tinggi juga membekali seseorang dengan kesiapan untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar di lingkungan perusahaan. Mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik, menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, dan efektif mengelola tim yang lebih besar.Â
Ketiga, individu dengan latar belakang pendidikan tinggi cenderung memiliki peluang mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi karena memiliki keterampilan dan pengalaman yang lebih tinggi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan perusahaan.Â
Meskipun ada faktor lain seperti pengalaman, keterampilan, dan jaringan sosial yang turut berperan, secara keseluruhan, pendidikan tinggi merupakan faktor kunci dalam meningkatkan peluang memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan meraih penghasilan yang lebih tinggi.
Kendala klasik yang menghambat untuk menjadi idaman mertua (S2 dan S3)
Kendala utama yang sering dihadapi oleh calon mahasiswa S2 dan S3 adalah biaya studi. Biaya studi di Indonesia, terutama untuk program S2 dan S3 di perguruan tinggi swasta, dapat menjadi hambatan bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Selain itu, relevansi kurikulum terhadap kebutuhan pekerjaan menjadi pertimbangan krusial. Calon mahasiswa harus memastikan bahwa program studi yang mereka pilih sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang diinginkan, sehingga lulusan dapat lebih mudah memasuki pasar kerja.
Kemudian, ketersediaan program studi yang sesuai dengan minat individu juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Calon mahasiswa harus memilih program studi yang sesuai dengan minat dan passion mereka agar dapat menyelesaikan studi dengan lancar. Di samping kendala-kendala tersebut, faktor-faktor lain seperti waktu menjadi pertimbangan penting. Studi S2 dan S3 memakan waktu yang cukup lama, yang dapat menjadi kendala bagi mereka yang sudah bekerja atau memiliki tanggung jawab lain.
Selain itu, lokasi juga bisa menjadi kendala, karena beberapa program studi S2 dan S3 hanya tersedia di kota-kota besar. Hal ini mungkin menjadi hambatan bagi calon mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil. Dukungan keluarga juga merupakan faktor krusial; calon mahasiswa perlu memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan penuh, baik secara moril maupun materil, untuk menyelesaikan studi dengan sukses.