Mohon tunggu...
Abu Yahya Adiya
Abu Yahya Adiya Mohon Tunggu... Guru - wiraswasta

berbagi ilmu dan berbagi faidah http://www.aboeyahya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Guncangnya Rumah Abu Bakar

5 Mei 2023   06:37 Diperbarui: 5 Mei 2023   06:43 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari berguncanglah rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Putrinya yang ia cintai yang juga istri Nabi yaitu Aisyah dituduh telah selingkuh dengan pria lain.

Siapakah orang tua yang tidak bersedih tatkala buah hatinya dituduh berbuat keji?

Siapakah orang tua yang tidak berduka Guncangnya Rumah Abu Bakar

tatkala putrinya dituduh berzina?

Abu Bakar merasa sakit, dan benar-benar sakit. Yang lebih menyakitkan lagi yaitu orang yang menuduh putrinya melakukan perbuatan keji tersebut ternyata orang yang selama ini ia bantu dan ia tolong, yaitu Misthah bin Utsatsah.

Abu Bakar pun marah dan bersumpah untuk tidak memberi lagi bantuan kepada Misthah bin Utsatsah.

Maka turunlah firman Allah mengenai hal tersebut:

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kalian bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat, orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin jika Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nuur: 22)

Setelah turun ayat ini, apa reaksi Abu Bakar? Ia berkata:

- -

"Tentu, demi Allah, kami ingin agar Engkau mengampuni kami, wahai Tuhan kami." (Tafsir Al-Quran Al-Azhim)

Abu Bakar ternyata membatalkan sumpahnya dan memaafkan orang yang sudah menyakitinya dan menyakiti putrinya!

Dari kisah di atas kita bisa mengambil beberapa pelajaran:

Anjuran untuk bermurah hati, mudah memaafkan. Mudah memaafkan kesalahan orang lain. Mudah memaafkan kekhilafan orang lain. Selama kesalahan itu bukan terkait dengan hak Allah. Selama kesalahan itu tidak melanggar hak Allah.

Perilaku ini telah dicontohkan oleh nabi kita sebagaimana dikabarkan oleh istri Nabi, Aisyah:

Aisyah berkata:

"Rasulullah  tidak pernah marah karena diri beliau. Namun, jika larangan Allah dilanggar, maka beliau pun marah karena Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Abu Bakar Shiddiq

Kisah di atas menunjukkan keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, karena ia ternyata sosok pemaaf. Mudah memaafkan orang lain.

Nabi bersabda:

"Allah tidaklah menambahkan bagi orang yang memaafkan kecuali kemuliaan." (HR. Muslim)

Ya, orang yang memaafkan tidak akan terhina, justru akan mulia. Makanya  lihatlah Abu Bakar, posisinya begitu mulia dan sangat Nabi cintai.

Amru bin Al-Ash pernah bertanya kepada Nabi :

"Siapa orang yang paling engkau cintai?"

Beliau menjawab:

"Aisyah."

Amru bin Al-Ash bertanya:

"Kalau dari kalangan laki-laki?"

Beliau menjawab:

"Abu Bakar." (HR. Muslim)

Siberut, 14 Syawwal 1444

Abu Yahya Adiya

http://www.aboeyahya.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun