Mohon tunggu...
Akhmad Hani Nadif
Akhmad Hani Nadif Mohon Tunggu... Ilmuwan - Direktur Eksekutif Center for National Defense and Security Studies (CNDSS)

Berfokus pada bidang industri pertahanan, teknologi pertahanan, geopolitik, ketahanan energi dan pangan, dan cybersecurity

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengembangan Industri Pertahanan Domestik: Potensi dan Tantangan

17 Oktober 2022   14:14 Diperbarui: 17 Oktober 2022   14:56 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tidak banyak yang mengetahui terkait apa, bagaimana maupun sejauh apa sebenarnya kebermanfaatan yang dapat diberikan oleh sektor inhan (industri pertahanan) terhadap kemajuan bangsa (selain pemangku kebijakan, akademisi, pengusaha dan pegiat forum militer). Saya sendiri bisa sampai pada kesimpulan ini karena memang yang diketahui oleh umum adalah hanya jargon-jargon semu soal nasionalisme pada produk "karya anak bangsa" atau betapa kuatnya negara kita menurut indeks GFP. Disisi lain pembahasan terkait sektor industri ini masih sangat eksklusif.

Beberapa pihak meragukan bagaimana return of investment (ROI) alias balik modal daripada sektor industri ini dan apakah benar dampak ekonominya sebesar yang dikatakan?. Tentu segala keraguan pihak-pihak tersebut amat sangat dapat dipahami melihat realita yang ada saat ini dan bagaimana sifat sejati suatu proyek industri dengan pencarian keuntungan. Namun saya kira, sesuatu yang besar dan bernilai tinggi tidak akan dapat terlihat wujudnya jika hanya dilihat secara jangka pendek. Dalam essay opini ini saya akan membahas beberapa hal terkait manfaat dari pengembangan industri pertahanan antara lain; dampak ekonomi, penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia).

 

Potensi Industri Pertahanan

Pengembangan inhan domestik memiliki banyak manfaat terhadap ekonomi, peningkatan kualitas SDM dan penguasaan teknologi tinggi. Hal ini disebabkan karena pandangan yang menyatakan bahwa superioritas teknologi dapat menjadi penentu posisi suatu negara dalam hubungan internasional. Oleh karena itu pengembangan alutsista sejak era perang dingin hingga saat ini selalu menjadikan supremasi teknologi sebagai tujuan utama. Proses R&D (riset dan pengembangan) hingga manufaktur tersebut dapat menghasilkan transfer of technology, transfer of knowledge, dan know how yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu kondisi pemerataan kesejahteraan ke masyarakat secara lebih luas melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut dapat tercapai berkat adanya triple helix. 

Triple Helix adalah sebuah konsep interaksi antara pemerintah, universitas, dan industri untuk membantu pengembangan ekonomi dan sosial (Leydesdorff, 2012). Pemerintah bertindak sebagai pembuat kebijakan dan regulasi, kelompok akademisi sebagai pusat kreatifitas, dan industri / bisnis sebagai pelaku yang dapat mengubah kreatifitas menjadi sebuah produk dengan nilai ekonomis (Midhio, 2016).

Disisi lain, konsep triple helix juga membantu dalam proses pengembangan kualitas SDM dan bermanfaat secara ekonomi. Dapat kita lihat relasi diantara ketiganya dalam bagan tersebut. Pemerintah dengan industri menghasilkan lapangan pekerjaan di sektor teknologi tinggi dan maju, penerimaan pajak, dan pembangunan infrastruktur. Pemerintah memberikan dukungan anggaran dan input strategis terhadap universitas yang kemudian diproses dalam kolaborasi antara universitas dan industri untuk kepentingan penelitian, pengembangan dan rekayasa (R&D).

Setelah melalui proses R&D industri pertahanan dapat menghasilkan dua jenis produk. Satu untuk kepentingan pertahanan (alutsista) beserta komponen-komponen pendukungnya seperti kapal perang, pesawat militer, kendaraan taktis, senapan serbu dll.

Berikut adalah peluang pasar alutsista dunia di tahun 2020.

tabel-tren-alutsista-2020-634d09cd4addee0ae01b4ff2.jpg
tabel-tren-alutsista-2020-634d09cd4addee0ae01b4ff2.jpg
Sumber: Effendi, Haikal, 2022. Equipment Type Tahun 2020 Global

Negara kita setidaknya untuk saat ini dapat memproduksi pesawat militer non-tempur, senjata api, kapal perang, dan kendaraan lapis baja. Jika ditotal pangsa pasar tahun 2020 untuk ketiga sistem tersebut mencapai 16 millar dollar. Tentunya ini perkiraan secara umum saja karena masih terdapat sub-kategori dari alutsista tersebut. Tapi intinya, yang ingin saya sampaikan adalah jika pangsa pasar alutsista dunia di tahun 2020, di era pandemi bisa sebesar ini, bayangkan pangsa pasar yang ada saat ini, dimana perang Rusia-Ukraina berkecamuk dan membuat negara-negara diseluruh dunia menjadi lebih waspada terhadap kemungkinan perang terbuka antar negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun