Mohon tunggu...
Agyl Dhani Praditya
Agyl Dhani Praditya Mohon Tunggu... Peternak - Mencari jalan menjadi pelawak.

Masih noob. Pembelajar sekaligus pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandemi, Kapitalisme, dan Overdosis Ungkapan Syukur

13 Agustus 2021   19:05 Diperbarui: 13 Agustus 2021   19:20 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakta bahwa ada begitu banyak orang-orang baik yang muncul di tengah pandemi ini, juga harus kita akui. Mereka yang saling berbagi, membuka lapangan pekerjaan baru bagi para karyawan terdampak PHK, dan lain sebagainya, itulah yang perlu kita apresiasi. Tapi jika itu perusahaan besar pemilik modal kapital? Itu jelas salah sasaran. 

Karena percuma saja, hari ini anda mengupload konten ucapan terimakasih, besok atau lusa, kemungkinan anda di-PHK tetap ada dan terbuka. Konten tersebut tidak mengubah watak kaum pemilik modal. Tidak juga mengubah bagaimana logika kapitalisme bekerja.

Lagipula, sejauh pengetahuan saya sebagai orang yang tidak religius, bagi saya ungkapan rasa syukur adalah bentuk kerendahan hati kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahwa segala sesuatu yang kita dapat, bukanlah murni hasil jerih payah kita, tetapi ada juga peran Tuhan disana. 

Secara logika sederhana, bagaimana mungkin anda mengucap rasa syukur, tidak dengan kerendahan hati yang serius justru dengan romantisasi dan euforia berlebihan hanya untuk sebuah konten yang sangat membahayakan kelas pekerja?

Yang ada, hal tersebut justru akan melanggengkan eksploitasi terhadap kelas pekerja, dengan dalih tidak bersyukur jika melawan. Konyol bukan?

Dan apa yang terjadi kepada sekelompok kecil pemilik modal? Mereka justru akan semakin terus dan terus menambah pundi-pundi kekayaan dan modal kapital mereka, untuk semakin memperluas jaringan bisnisnya. 

Kapitalisme akan berjalan seperti biasanya. Tidak berubah, terus mengeksploitasi, menyerap nilai tambah dari setiap sumber daya yang ada, memperlebar kesenjangan, dan seterusnya dan seterusnya. Mari kita renungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun