2. Tahapan panca indera.
Proses ini alamiah tergantung dari individu masing-masing, namun disini ia harus mengolah pikiran dan hati/rasa. Rasa mencintai seni pertunjukan, optimis untuk bisa, dan juga pikirannya harus mengolah seni tradisional menjadi pertunjukan modern (mengikuti perkembangan masyarakat/jaman). Seniman biasanya memiliki kepekaan yang tinggi untuk mencapai hal tersebut.
3. Tahapan psikologis.
Tahapan/proses disini adalah berasal dalam diri sendiri yang menyangkut sikap/sifat ataupun karakter. Ia harus bisa berbaik hati terhadap seniman/budayawan lain dan harus bisa menjadi terbaik dalam menggarap tariannya, harus mampu menciptakan karya yang baik dan bagus. ini merupakan motivasi bagi dirinya sendiri agar tidak mudah menyerah.
4. Pengalaman.
Pengalaman menentukan ia menjadi koreografer profesional, pengalamannya sejak menjadi penari dan mempelajari cara koreografernya mengajar merupakan pembelajaran baginya.Â
Memperhatikan pola-pola lantai yang diajarkan kepada mereka, serta cara mereka mengayomi anak didiknyam menjadikan diri mereka siap untuk membuat karya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H